Wednesday, September 17, 2008

JOBAN TOLAK ANARKISME

Polisi Periksa Tiga Orang Diduga Terlibat Kerusuhan

Sabtu, 13 September 2008 | 14:28 WIB

TEMPO Interaktif, Purwakarta:Kepolisian Resor Purwakarta telah memeriksa tiga orang yang diduga terlibat dalam aksi kerusuhan antara anggota Satpol Pamong Praja Pemerintah Kabupaten Purwakarta dengan massa dari LSM Gerakan Moral Masyarakat Purwakarta. Aksi itu meletup Jumat petang (12/9), di depan Kantor Bupati Purwakarta.

Ajun Komisaris Besar Sufyan Syarif, Kepala Polres Purwakarta, Sabtu siang (13/9), mengatakan tiga orang yang diperiksa itu tak ditahan. "Baru sebatas diminta keterangan saja," kata Sufyan. Ia tidak menyebutkan identitas tiga orang yang sudah diperiksa dan dari elemen mana berasal.

Kecuali memeriksa orang-orang yang diduga terlibat peristiwa rusuh di bulan puasa itu, polisi juga masih sedang mengumpulkan barang bukti dan memeriksa saki-saksi. "Kalau indikasinya kuat tiga orang yang diduga menjadi pemantik kerusuhan itu baru akan ditangkap," kata Sufyan.

Kerusuhan yang melibatkan puluhan anggota GMMP dengan anggota Satpol PP sempat terjadi saling lempar batu, baku hantam dan berakhir dengan penggembosan dan perusakan kendaraan Dalmas Satpol PP, perusakan pot-pot tanaman hias dan aksi corat-coret di pagar pintu gerbang kantor pemerintah kabupaten dan rumah dinas bupati dengan menggunakan cat semprot.

Kerusahan dipicu oleh ketidaksenangan pihak GMMP atas tindakan Satpol PP yang menurunkan baliho ukuran raksasa. Baliho itu berisi surat pernyataan dukungan pimpinan fraksi dan DPRD Purwakarta atas proses penyidikan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Bupati Dedy Mulyadi, di pengajian rutin Bale Paseban Agustus lalu. Kasus ini sedang disidik Polda Jawa Barat.

Usai peristiwa tersebut, Kepala Polda Jawa Barat, Inspektur Jenderal Susno Duadji yang sedang melakukan safari ramadan di masjid Asyifa Polres Purwakarta, meminta anak buahnya menangkapi pelaku aksi kerusuhan tersebut. "Bila perlu tembak," tegas Susno.

Ia meminta masyarakat Purwakarta tenang, dan menghargai upaya polisi yang sedang memproses kasus dugaan penistaan agama oleh Dedy tersebut. "Saat ini, kami sedang meminta keterangan dari para ahli agama dan bahasa," kata Susno. Ia juga meminta elit politik tidak memperkeruh suasana.

Kiai Abdullah AS Djoban, Ketua Forum Ulama Umat Indonesia menilai kerusuhan itu terjadi karena pendukung dua kelompok belum mendalami masalah ilmu keagamaan. "Intinya, kami menolak prilaku anarkistis," kata Joban.

Ia tetap akan melakukan aksi unjuk rasa damai sampai kasus penistaan agama itu disidangkan. "Saya juga menghimbau, para pengunjuk rasa mengendapkan masalah politik," kata Joban.

Demo di Purwakarta Diwarnai Kerusuhan
Kapolda, "Pelaku Anarkistis Agar Tembak di Tempat"


PURWAKARTA, (PR).-
Tablig akbar yang diikuti ratusan warga untuk mengutuk perbuatan penistaan agama yang dilakukan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Jumat (12/9) siang hingga sore hari, di depan Kantor Pemkab Purwakarta, diwarnai kerusuhan.

Belum diketahui jelas pemicu kemarahan massa sehingga terlibat bentrokan dengan petugas. Namun yang jelas, massa di lokasi mengamuk dengan menghancurkan pot-pot bunga dan mencoret-coret dinding Kantor Pemkab dan Rumah Dinas Bupati Dedi yang bersebelahan dengan pemkab.

Tidak hanya itu, Kepala Bagian Kesbang dan Linmas Setda Purwakarta Drs. Jenal Abidin juga menjadi korban pemukulan para pedemo. Pasalnya, korban secara sponton membela Bupati Purwakarta yang dicemoohkan dengan berbagai perkataan tidak layak.

"Saya tentunya sebagai anak buah membela pimpinan, namun tiba-tiba seorang pedemo memukuli. Saya dikira akan kabur seusai dipukul. Akan tetapi, saya tidak beranjak dari tempat tersebut," katanya seraya menerangkan pemukulan terhadap dirinya dilakukan tidak jauh dari Masjid Agung Purwakarta.

Selain itu, massa yang terbakar emosi menggembosi ban truk Satpol PP yang diparkir memblokade jalan, tepat di depan rumah dinas bupati. Belum puas, massa pun mencoret-coret truk Satpol PP dengan cat semprot.

Kemudian mobil Kabag Kesra Setda Purwakarta Dr. Andrie Chaerul pun tak luput menjadi korban. "Kejadiannya tak akan begini kalau kemarin petugas Satpol tak melucuti baliho kami. Satpol PP harus bertanggung jawab," kata salah seorang pedemo.

Tembak di tempat

Suasana di sekitar Kantor Pemkab Purwakarta saat kejadian itu langsung mencekam. Belasan remaja peserta pesantren kilat Ramadan di Masjid Agung tampak panik. Jalan menuju ke tempat tersebut akhirnya ditutup.

Aksi mulai mereda setelah datang dua pemuka agama, antara lain K.H. Abdullah A.S. Joban dan K.H. Syah Alam Ridwan. Kedua ustaz terkemuka itu meminta massa membubarkan diri. "Ayo yang tak punya kepentingan bubar," kata K.H. A.S. Joban.

Sementara itu, saat mengadakan acara buka bersama dengan jajaran Kepolisian Wilayah Purwakarta di Masjid As-Syifa Polres Purwakarta, Kapolda Jabar Irjen Pol. Susno Duadji menginstruksikan kepada jajarannya untuk bersikap tegas kalau perlu menembak di tempat kepada pelaku demo yang berlaku anarkistis dan memaksakan kehendak.

"Apabila ada kelompok yang memaksakan kehendak terhadap suatu proses hukum yang tengah dilaksanakan apalagi berbuat anarkistis, agar jangan ragu untuk ditindak tegas, kalau perlu tembak di tempat," katanya. (A-86)***

UST JOBAN MEMBELA AQIDAH

Tamsil Suling Berujung Tuduhan Penistaan

Kasus Bupati Purwakarta

Mungkin tak pernah terbayang di benak Bupati berusia 37 tahun ini. Penafsirannya tentang al-Quran membuat situasi Purwarkarta “mendidih” sepanjang dua pekan. Semuanya bermula dari pengajian Bale Paseban di pendopo Kabupaten 7 Agustus lalu. Pengajian itu merupakan pengajian yang diikuti pimpinan dan pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Purwakarta. Di depan jamaah pengajian, Dedi Mulyadi membuat tamsil. Bagi yang memaknai, ungkapnya, dengan mendengar alat musik seperti suling seseorang bisa mengingatkannya kepada Allah. Dan tak ada jaminan seseorang akan bergetar hatinya ketika mendengar ayat suci al-Quran.

Pernyataan mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Purwakarta inilah yang membuat pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Purwakarta gerah. Beberapa hari kemudian mereka menggelar rapat khusus, yang juga dihadiri beberapa perwakilan ormas sekitar Purwakarta. Hasilnya, MUI sepakat mengecam pernyataan Sang Bupati yang dianggap telah menyejajarkan eksistensi al-Quran dengan suling. Bupati dianggap telah melakukan penistaan agama. “Ini persoalan serius. Jika dibiarkan, maka kami khawatir akan terjadi keresahan di kalangan umat. Jadi, kalau Bupati tidak segera meminta maaf, maka kami akan melaporkan tindakannya itu ke aparat kepolisian,” kata juru bicara MUI KH Abdullah AR Joban Rabu (13/08/08) seperti dikutip Antara.

Masih menurut KH Abdullah AR, MUI Purwakarta tak akan minta Dedi mengklarifikasi pernyataannya. Apa yang dilontarkan alumnus Sekolah Tinggi Hukum Purnawarman tahun 1999 itu dianggap sudah terang benderang dan mengandung penistaan agama. Karena itu, KH Abdullah minta Dedi segera meminta maaf kepada umat Islam di kabupaten berpenduduk 700 ribu jiwa itu dan kembali melafalkan dua kalimat syahadat. Dalam waktu dekat, MUI akan melayangkan pula surat ke Kejaksaan Negeri Purwakarta, Pengadilan Negeri, dan Pemkab Purwakarta, terkait hal ini.“Saya tidak bermaksud menyejajarkan eksistensi al-Quran dengan alat musik suling. Itu hanya perbedaan interpretasi dan pemahaman saja. Saya tidak mau berargumen lebih jauh, dan saya tak ingin berdebat”, kata suami Anne Ratna Mustika ini menanggapi pernyataan MUI tersebut. Soal Syahadat? Tak perlu dimintapun ia mengaku selalu membaca syahadat setiap hari.

”Keresahan” seperti dikhawatirkan KH Abdullah memang bukan isapan jempol. Jumat siang (15/8/2008), dari Alun-Alun Kian Santang ratusan orang dari sejumlah ormas Islam seperti Forum Umat Islam (FUI), Front Pembela Islam, dan Gerakan Moral Masyarakat Purwakarta (GMMP) meluruk Kantor Pemkab dan Gedung Negara tempat sang Bupati bertugas. Demo juga diselingi insiden pembakaran sebagian besar Baliho, spanduk, dan umbul-umbul berlogo Dedi Mulyadi yang terpasang di lingkungan pemkab yang berhasil diturunkan paksa. Sebagian massa meneriakan tuntutan agar Dedi mundur dari jabatannya.

Seperti dikutip okezone.com (15/08), Ketua Front Pembela Islam (FPI) Purwakarta Asep Hamdani di sela-sela aksinya menyatakan, perilaku Dedi Mulyadi sudah tak dapat dibiarkan. Persoalan seperti ini, menurutnya sudah terjadi untuk ketiga kalinya. Tak jelas betul dua kasus apa yang pernah dilakukan Dedi sebelumnya seperti dikatakan Asep.

Keesokan harinya (16/08), permintaan maaf secara lisan Sang Bupati dari Partai Gokar ini diperkuat lagi dengan membubuhkan tanda tangan pada Surat Penyataan Bersama antara dirinya, Ketua Umum MUI Purwakarta KH Otoillah Mustari, dan Kapolres Purwakarta AKBP Sufyan Syarif. Prosesinya digelar di aula Polisi Resort Purwakarta. Sayangnya, surat permohonan maaf itu tak menyurutkan langkah sekelompok orang yang mengatasnamakan Komunitas Umat Islam Purwakarta untuk tetap mengadukan Dedi ke kepolisian, meski akhirnya pengaduan mereka ditolak.“Semua yang terjadi, saya jadikan pelajaran berharga agar tidak terulang kembali. Apalagi mengenai agama, harus hati-hati. Jangan sampai menimbulkan multi-tafsir,” kata Dedi usai acara penandatanganan (mediaindonesia.com,16/08)

Sebelumnya, kasus sejenis juga menimpa Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Di sebuah siaran radio, Gus Dur menyatakan al-Quran bisa dipikirkan porno bagi mereka yang berjiwa porno. Sebab dalam al-Quran terdapat ayat-ayat yang menjelaskan tentang menyusui dan percintaan. Pernyataan ini juga memicu protes keras ormas-ormas Islam .

Tulisan ini dibuat untuk Monthly Report The Wahid Institute, Agustus 2008

Masukan ini dipos pada September 10, 2008 1:32 pm dan disimpan pada Artikel dengan kaitan (tags) , , , , , , . Anda dapat mengikuti semua aliran respons RSS 2.0 dari masukan ini Anda

ABDULLAH JOBAN SIAP TEMPUH JALUR HUKUM

Jumat, 2008 Agustus 22

FPI Purwakarta Gelar Tabligh Akbar Dalam Kasus Penistaan Agama Oleh Bupati Purwakarta

Komunitas Umat Islam menggelar Tabligh Akbar di Majid Agung Purwakarta (22/08). Tabligh Akbar ini dihadiri oleh berbagai macam elemen umat Islam dan ormas islam seperti FPI.

Dewan Syuro FPI Purwakarta Habib Abdullah Joban menegaskan bahwa pihaknya menuntut pihak kepolisian serius menangani penistaan agama yang dilakukan oleh Bupati Purwakarta. Karena kasus ini telah melukai hati umat Islam seutuhnya. Sehingga umat Islam Purwakarta akan mengawalnya hingga kasus ini tuntas walaupun perkara ini sekarang dilimpahkan ke Polda Jabar.

FPI Purwakarta sangat mendukung upaya penuntasan kasus ini secara tuntas. Sehingga pernyataan Bupati Purwakarta yang telah keluar dari koridor Islam bisa sampai ke tahap pengadilan. Jika nanti di pengadilan Bupati Purwakarta dinyatakan bersalah, maka Dedi Mulyadi harus turun dari jabatan Bupati Purwakarta.


Kamis, 2008 Agustus 21

Polisi Sita Barang Bukti Dalam Kasus Penistaan Agama Bupati Purwakarta

Polres Purwakarta menyita sejumlah barang bukti kasus dugaan penistaan agama dalam pengajian Bale Paseban yang diprakarsai Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

Barang bukti itu berupa compact disc (CD) dan rekaman audio visual saat pengajian di Pendopo Pemkab Purwakarta, Kamis (7/8). Polisi pun mengirimkan surat undangan ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat untuk dijadikan saksi ahli. Selain itu, saksi yang sudah dimintai keterangan bertambah menjadi enam orang dari sebelumnya empat orang.

Tambahan dua saksi berasal dari panitia pengajian Bale Paseban.Kapolres Purwakarta AKBP Sufyan Syarif menjelaskan, barang bukti itu menjadi bahan analisis kepolisian, termasuk penilaian MUI pusat terhadap isi ceramah pengajian Bale Paseban, sehingga pengusutan kasus ini tetap berjalan dan diharapkan segera tuntas.“Tidak hanya barang bukti,kami sudah memeriksa dua peserta pengajian, Ishak dan Nurjaman.
Sementara ini, Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan (SP2HP) telah dikirim ke 16 pelapor,” ujar Sufyan kemarin. Dia memastikan kasus tersebut bakal ditangani Polda Jawa Barat.Hal ini sesuai telegram No TR/266/VIII/2008 tertanggal 20 Agustus 2008. Isinya merupakan perintah agar persoalan penghinaan dan penistaan agama ditangani Direktur Reserse dan Kriminal (Direskrim) Polda Jawa Barat. “Besok (hari ini) kasusnya akan kami limpahkan ke Polda Jabar. Jadi, setiap pelaporan dari masyarakat semuanya ke Polda Jabar.

Kami mengimbau agar masyarakat Purwakarta dapat menjaga ketertiban dan keamanan,” paparnya. Di tempat terpisah,Sekretaris Komunitas Umat Islam (KUI) Purwakarta Iwan Kurniawan menyatakan, pihaknya menghargai upaya pelimpahan kasus ke Polda Jawa Barat. Meski begitu, KUI tetap akan mengawal proses hukum kendati sudah bukan lagi kewenangan Polres Purwakarta.

“Silakan saja jika memang mau dilimpahkan, itu wewenang kepolisian. Kami hanya akan memantau sampai sejauh mana keseriusan aparat penegak hukum dalam menangani kasus ini,” tandas Iwan. Di bagian lain, kemarin, Kepala Desa Mulya Mekar, Kecamatan Babakan Cikao, Romli Sidik dan Kepala Desa Citalang,Kecamatan Purwakarta Kota,Mochammad Kosasih ikut melaporkan kasus ini ke Polres Purwakarta.
Mereka mengaku tidak gentar bila nanti Bupati Dedi mencopot mereka dari jabatannya. “Kami selaku umat Islam perlu melaporkan kasus ini walau harus kehilangan jabatan,” kata Kosasih seraya berlalu menuju ruang Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polres Purwakarta.




Ratusan Massa Umat Islam Purwakarta Melaporkan Penistaan Agama Bupati Purwakarta

Ratusan massa dari berbagai macam elemen umat Islam, mendatangi Mapolres Purwakarta (19/8). Mereka mengadukan Bupati Purwakarta dalam kasus penistaan agama Islam. Kendati Bupati Purwakarta telah menyampaikan permohonan maaf nya di depan MUI Purwakarta, tetapi mereka menganggap bahwa proses hukum harus terus berjalan.

Sebelumnya massa umat Islam ini diterima jajaran kepolisian di mesjid Assyifa di lingkungan Mapolres Purwakarta. Jajaran kepolisian meminta agar pelapor tidak anarkis dalam meyampaikan pengaduannya. Massa umat Islam harus menempuhnya sesuai aturan hukum yang berlaku, sehingga pihak kepolisian bisa memprosesnya.

Kapolres Purwakarta AKBP Sufyan Syarif menegaskan bahwa pihak kepolisian akan memanggil Bupati Purwakarta sesuai dengan perkembangan prosese penyidikan. Dengan analisa dari tim ahli serta mempelajari dari saksi dan bukti bukti yang ada.

Usia melakukan pertemuan antara umat Islam dan jajaran kepolisian di Mesjid Assyifa, akhirnya ratusan umat Islam secara bergiliran masuk ke ruang Satuan Pelayanan Kepolisian. Mereka berharap kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Bupati Purwakarta dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.


Bupati Purwakarta Meminta Maaf


Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi telah menerima surat dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Purwakarta dan menyatakan kekhilafannya, serta telah menyampaikan permohonan maaf kepada MUI dan umat Islam di Purwakarta, Jabar.

Demikian potongan kutipan Surat Penyataan Bersama yang ditandatangani oleh Ketua Umum MUI Purwakarta KH Otoillah Mustari, Dedi Mulyadi, dan Kapolres Purwakarta AKBP Sufyan Syarif, di aula Polres Purwakarta, Sabtu.

Surat Pernyataan Bersama itu muncul setelah unjukrasa ratusan warga di Pemkab Purwakarta, karena kecewa kepada Dedi yang dinilai menistakan agama Islam, dengan cara menyejajarkan eksistensi kitab suci Alquran dengan alat musik suling, yang disampaikan pada saat Pengajian Bale Paseban, di Pendopo Purwakarta, 7 Agustus lalu.

Saat pengajian tersebut, Dedi juga dinilai terkesan telah menganggap teks Alquran itu hanya sebatas tekstual, bukan hal yang substantif, yang akhirnya berimbas ratusan warga dan MUI Purwakarta menilai Dedi telah melakukan penistaan agama Islam.

Atas pernyataannya itu, Dedi pun didesak untuk menyampaikan permohonan maafnya secara resmi kepada MUI Purwakarta dan seluruh umat Islam di Purwakarta.

Usai menandatangani Surat Pernyataan Bersama, Dedi Mulyadi mengaku sudah bertaubat dan menjadikan hal-hal yang sudah terjadi itu sebagai pelajaran berharga.

"Semua yang terjadi, saya jadikan pelajaran berharga agar tidak terulang kembali. Apalagi mengenai agama, harus hati-hati. Jangan sampai menimbulkan multi-tafsir," katanya.

Dikatakannya, semua yang telah terjadi itu juga merupakan bagian dari modal untuk membangun sinergitas antarinstitusi di Purwakarta, sehingga ke depannya Purwakarta bisa berkembang karena sinergitas antar institusi itu.

Sekretaris MUI Purwakarta Abun Bunyamin mengatakan, dengan munculnya Surat Pernyataan Bersama, diharapkan tidak akan ada lagi gejolak di masyarakat terkait dengan pernyataan kontroversial Dedi pada saat pengajian lalu.

"Yang bersangkutan sudah mengaku bertaubat dan meminta maaf. Jadi, kami memaafkannya dan menganggap permasalahan ini selesai," katanya.

Saat ditanya mengenai hal-hal krusial yang disampaikan Dedi pada saat Pengajian Bale Paseban, di Pendopo Purwakarta, 7 Agustus lalu, ia mengatakan, hal yang dilontarkan pertanyaan apakah Alquran sebagai produk peradaban atau bukan.

"Sudahlah. Semuanya sudah selesai, karena yang bersangkutan sudah mengaku khilaf, lalu meminta maaf dan bertaubat," katanya.

Sementara itu, selain mencantumkan tentang permohonan maaf Dedi Mulyadi, dalam Surat Pernyataan Bersama itu juga disebutkan, dengan adanya penandatanganan Surat Pernyataan Bersama antara Bupati Purwakarta, Ketua Umum MUI dan Kapolres Purwakarta tersebut, diharapkan seluruh umat Islam di Purwakarta bisa menjaga keamanan dan ketertiban.


MUI Ancam Usir Bupati Purwakarta


Juru bicara Majelis Ulama Indonesia (MUI) Purwakarta, KH Abdullah AR Joban, mengancam akan menggelar unjuk rasa dan mengusir Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, dari Purwakarta jika dalam waktu 1x24 jam ini tidak meminta maaf secara resmi kepada seluruh umat Islam di wilayahnya.

Hal itu dilakukan karena Dedi dinilai telah melakukan penistaan terhadap agama Islam, yakni menyejajarkan eksistensi kitab suci Al Quran dengan alat musik suling, pada acara Pengajian Bale Paseban, di Pendopo Purwakarta, Jabar, 7 Agustus 2008.

Dalam pengajian tersebut, Dedi juga dinilai telah menganggap teks Al Quran hanya sebatas tekstual, dan bukan hal yang substantif. "Ini persoalan serius dan bisa meresahkan umat Islam yang ada di kota santri ini," katanya, di Purwakarta, Kamis.

Selain bisa meresahkan umat Islam di Purwakarta, menurut dia, pernyataan Dedi yang kontroversial itu juga bisa meresahkan seluruh umat Islam di Indonesia. Atas hal itu, ia mendesak agar Dedi menyampaikan permohonan maafnya secara resmi, yakni menyampaikan permohonan maaf melalui media nasional dan lokal.

"Dia memang sudah menyampaikan maaf ketika mendapat kecaman dari pihaknya, pada Rabu (13/8), kemarin. Tapi, itu tidak secara resmi," katanya.

Secara pribadi, ia mengatakan, sudah memaafkan Dedi karena dirinya sudah ditemui oleh Bupati Purwakarta itu untuk membahas tentang permasalahan tersebut.

"Saya adalah satu dari sekian banyak umat Islam di Purwakarta. Jadi, saya mendesak agar bupati tidak hanya menyampaikan permohonan maaf kepada saya, tapi juga kepada umat Islam yang lain," katanya.

Dalam pertemuan itu, ia menjelaskan tata cara menyampaikan permohonan maaf kepada umat Islam yang harus dilakukan oleh Dedi, termasuk diantaranya menyampaikan permohonan maaf secara khusus melalui media nasional dan lokal.

Permohonan maaf kepada seluruh umat Islam itu harus sudah disampaikan selama 1x24 jam. Jika dalam waktu yang telah ditentukan itu tidak dilaksanakan, maka Joban mengaku bahwa pihaknya akan berunjukrasa untuk mengusir Dedi dari Purwakarta.

"Selain berunjukrasa, kami juga akan melaporkan ke aparat kepolisian mengenai penistaan agama yang dilakukan Dedi," katanya.

Pada Rabu (13/8), MUI Purwakarta mengecam pernyataan Dedi Mulyadi yang disampaikan pada acara Pengajian Bale Paseban, di Pendopo Purwakarta, 7 Agustus 2008, karena dinilai telah menyejajarkan eksistensi kitab suci Alquran dengan alat musik suling.

Dalam pengajian itu, bupati juga dinilai telah menganggap teks Alquran hanya sebatas tekstual, dan bukan hal yang substantif. Atas hal tersebut, MUI menilai Dedi telah melakukan penistaan agama Islam.

Saat dimintai tanggapan mengenai hal itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi meminta maaf kepada seluruh umat Islam di Purwakarta, karena pernyataan yang terlontar dalam Pengajian Bale Paseban itu adalah bagian dari kekhilafan dan lemahnya pemahaman agama yang dimilikinya.


Penistaan Agama Bupati Purwakarta

Bupati Purwakarta Melakukan Penistaan Agama


Bupati Purwakarta Drs Dedi Mulyadi dinilai telah melakukan penistaan terhadap agama Islam.Dalam sebuah acara pengajian Bale Paseban di Pendopo Purwakarta, 7 Agustus 2008, Dedi menyejajarkan eksistensi kitab suci Alquran dengan alat musik suling. Bupati juga dinilai telah menganggap teks Alquran hanya sebatas tekstual, bukan substantif.

Selain itu ada beberapa komentar Bupati dalam pengajian tersebut yang dinilai telah melecehkan Islam yakni:


  1. Tidak ada jaminan apabila menedangarkan Al-Quran akan tergetar hatinya

  2. Ada kesalahan kita,suka mempertentangkan Al-Qur'an dengan ayat disekitarnya, seolah olah kalau dari sisi filsafat suling itu bukan ciptaan Allah hanya Quran yang diciptakan oleh Allah, itu bahaya, he....he....

  3. Dengan kecapi suling saja bisa ingat kepada Allah bagi orang yang memkanainya.

Disamping itu, ada beberapa komnetar dari penceramah dalam pengajian tersebut yang juga menistakan islam:

  1. Tuhan itu sama dengan Sang Hyang Widi

  2. Sholat sama dengan semedi

  3. Ditanah Sunda pernah terutus seorang Nabi,sebab ada kearifan yang ditemukan ditanah Sunda.Begitupun di Jawa, Nabinya pakai Blankon dan batik. Socrates dan Aristoteles pun kemungkinan Nabi, karena ada kearifan dari ucapan ucapan mereka.

Komentar komentar Bupati dan penceramah lah yang mengundang berbagai reaksi Umat Islam di Purwakarta. Dimana pada tanggal 15/8 terjadi gelombang unjuk rasa mengepung Kantor Bupati Purwakarta.

Yang intinya para pengunjuk rasa yang terdiri dari beberapa elemen umat Islam, menuntut Bupati Purwakarta untuk meminta maaf terhadap umat Islam. Karena telah melakukan penistaan dan mencederai umat Islam

JOBAN : INI PENDANGKALAN AQIDAH !

Polda Periksa Saksi Ahli

Kamis, 11 September 2008 , 15:44:00

BANDUNG, (PRLM).- Kapolda Jabar Irjen Pol. Susno Duadji mengatakan, dalam kasus dugaan penistaan agama yang menyeret nama Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, penyidik Polda Jabar masih memeriksa sejumlah saksi ahli. Saksi-saksi ahli yang akan menjalani pemeriksaan ialah saksi ahli dalam bidang agama Islam dan tata bahasa.

"Kita perlu memastikan sebenarnya siapa yang menafsirkan bahwa suara suling itu lebih indah dari ayat-ayat suci Alquran. Karena tuduhan bahwa Bupati mengatakan suara suling lebih indah dari ayat Alquran masih belum jelas benar. Kita perlu mendengarkan kembali rekaman-rekaman dialog tersebut, dan melihat bukti-bukti lainnya," kata Susno kepada wartawan, di ruangannya, Kamis (11/9).

Oleh karena itu, penyidik hingga kini belum mengajukan surat izin pemeriksaan Bupati Purwakarta, ke Presiden RI. "Sekarang baru langkah permulaan. Masih agak lama menuju ke sana. Apalagi kasus ini sensitif jadi harus berhati-hati agar tidak memunculkan reaksi masyarakat. Yang harus dipastikan sekarang, siapa sebenarnya yang mengambil kesimpulan bahwa suara suling lebih bagus dari lantunan ayat Alquran. Apakah memang benar Bupati, lain yang membuat kesimpulan tersebut dari dialog yang terjadi," kata Susno.

Kasus yang awalnya ditangani Polres Purwakarta itu, akhirnya dilimpahkan ke Polda Jabar karena untuk menghindari terjadi aksi demo massa yang lebih besar. Juga agar proses penyelidikan bisa lebih tenang.

Dugaan kasus penistaan agama itu tidak hanya membawa nama Dedi tapi juga dua nama lainnya yaitu Masdar dan Tata. Peristiwa itu terjadi pada acara Pengajian Bale Paseban di Pendopo Pemkab Purwakarta, 7 Agustus lalu.

Sejumlah pernyataan yang dilontarkan oleh Dedi, Masdar, dan Tata pada saat Pengajian Bale Paseban di Pendopo Pemkab Purwakarta, 7 Agustus lalu. Ketiganya berbicara tentang agama hingga akhirnya melakukan penistaan agama Islam secara bersama-sama.

Dalam acara itu, sejumlah ormas Islam menuding Dedi Mulyadi telah menyejajarkan eksistensi Alquran dengan alat musik tradisional suling. Sedangkan Masdar melakukan penistaan agama Islam dengan cara menyamakan ibadah orang Islam dengan agama-agama lain yang bathil.

Sementara Tata, dalam pengajian itu mengatakan, sebenarnya manusia itu adalah Bani Israil, sebab Bani artinya keturunan, isro artinya perjalanan, dan il adalah Tuhan. Jadi diartikan, Bani Israil ialah orang atau anak-anak Allah yang berjalan menuju Tuhannya.

Ketua Forum Ulama Indonesia (FUI) Purwakarta KH Abdullah AR Joban mengatakan, semua pernyataan ketiga pembicara pada saat Pengajian Bale Paseban itu adalah bentuk dari pendangkalan akidah dan penistaan agama Islam. Jadi, ketiganya harus diproses secara hukum hingga diadili.

Sementara itu, Dedi membantah pernah menganalogikan antara seruling dengan Alquran dalam pengantarnya saat pegajian rutin Majelis Bale Paseban pada Kamis malam (7/8). Menurut dia, hal itu hanyalah kesalahpahaman saat terjadi dialog antara dirinya dengan Ketua Badan Kontak Pengurus Majleis Taklim Indonesia Kabupaten Purwakarta Euis Marfuah.

Dedi merasa perlu meluruskan tuduhan itu karena dalam kaset rekaman tidak ada ucapannya yang menyamakan antara kecapi suling (alat kesenian khas sunda) dengan Alquran.

Dalam rekaman tersebut, Dedi memang mengucapkan "Kacapi suling dapat menggetarkan hati orang untuk mengingat Allah bagi yang memaknainya. Dan, belum tentu Alquran dapat menggetarkan hati orang yang mendengarnya." Dedy menganggap ucapannya itu tidak dalam konteks membandingkan kecapi suling dengan Alquran. (A-128/A-147)***

UST.ABDULLAH JOBAN ANCAM BUPATI

MUI Ancam Akan Usir Bupati Purwakarta



Purwakarta (ANTARA News) - Juru bicara Majelis Ulama Indonesia (MUI) Purwakarta, KH Abdullah AR Joban, mengancam akan menggelar unjuk rasa dan mengusir Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, dari Purwakarta jika dalam waktu 1x24 jam ini tidak meminta maaf secara resmi kepada seluruh umat Islam di wilayahnya.

Hal itu dilakukan karena Dedi dinilai telah melakukan penistaan terhadap agama Islam, yakni menyejajarkan eksistensi kitab suci Al Quran dengan alat musik suling, pada acara Pengajian Bale Paseban, di Pendopo Purwakarta, Jabar, 7 Agustus 2008.

Dalam pengajian tersebut, Dedi juga dinilai telah menganggap teks Al Quran hanya sebatas tekstual, dan bukan hal yang substantif. "Ini persoalan serius dan bisa meresahkan umat Islam yang ada di kota santri ini," katanya, di Purwakarta, Kamis.

Selain bisa meresahkan umat Islam di Purwakarta, menurut dia, pernyataan Dedi yang kontroversial itu juga bisa meresahkan seluruh umat Islam di Indonesia. Atas hal itu, ia mendesak agar Dedi menyampaikan permohonan maafnya secara resmi, yakni menyampaikan permohonan maaf melalui media nasional dan lokal.

"Dia memang sudah menyampaikan maaf ketika mendapat kecaman dari pihaknya, pada Rabu (13/8), kemarin. Tapi, itu tidak secara resmi," katanya.

Secara pribadi, ia mengatakan, sudah memaafkan Dedi karena dirinya sudah ditemui oleh Bupati Purwakarta itu untuk membahas tentang permasalahan tersebut.

"Saya adalah satu dari sekian banyak umat Islam di Purwakarta. Jadi, saya mendesak agar bupati tidak hanya menyampaikan permohonan maaf kepada saya, tapi juga kepada umat Islam yang lain," katanya.

Dalam pertemuan itu, ia menjelaskan tata cara menyampaikan permohonan maaf kepada umat Islam yang harus dilakukan oleh Dedi, termasuk diantaranya menyampaikan permohonan maaf secara khusus melalui media nasional dan lokal.

Permohonan maaf kepada seluruh umat Islam itu harus sudah disampaikan selama 1x24 jam. Jika dalam waktu yang telah ditentukan itu tidak dilaksanakan, maka Joban mengaku bahwa pihaknya akan berunjukrasa untuk mengusir Dedi dari Purwakarta.

"Selain berunjukrasa, kami juga akan melaporkan ke aparat kepolisian mengenai penistaan agama yang dilakukan Dedi," katanya.

Pada Rabu (13/8), MUI Purwakarta mengecam pernyataan Dedi Mulyadi yang disampaikan pada acara Pengajian Bale Paseban, di Pendopo Purwakarta, 7 Agustus 2008, karena dinilai telah menyejajarkan eksistensi kitab suci Alquran dengan alat musik suling.

Dalam pengajian itu, bupati juga dinilai telah menganggap teks Alquran hanya sebatas tekstual, dan bukan hal yang substantif. Atas hal tersebut, MUI menilai Dedi telah melakukan penistaan agama Islam.

Saat dimintai tanggapan mengenai hal itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi meminta maaf kepada seluruh umat Islam di Purwakarta, karena pernyataan yang terlontar dalam Pengajian Bale Paseban itu adalah bagian dari kekhilafan dan lemahnya pemahaman agama yang dimilikinya.(*)

ABDULLAH JOBAN AMANKAN MASSA

Usai Tabligh, Massa Mengamuk

PURWAKARTA, (GM).-

Sekelompok massa yang sebelumnya mengikuti tablig akbar, mengamuk dan terlibat bentrok dengan puluhan aparat Polres Purwakarta di depan Kantor Pemkab Purwakarta, Jumat (12/9). Belum diketahui secara pasti pemicu yang membuat massa mendadak beringas.

Puluhan orang yang marah sempat menghancurkan beberapa buah pot bunga dan tanaman hias, yang dipasang di trotoar Jln. Gandanegara depan Kantor Pemkab Purwakarta. Mereka juga mencorat-coret dinding kantor pemkab dan rumah dinas Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi serta menggembosi ban truk Satpol PP yang diparkir tidak jauh dari rumah dinas bupati.

Aparat keamanan dari Satuan Pengendalian Massa (Dalmas) Polres Purwakarta berusaha membubarkan dan menghalau massa sehingga terjadi aksi kejar-kejaran antara aparat keamanan dengan massa.

Aksi mulai mereda setelah datang dua pimpinan ormas Islam, K.H. Abdullah A.S. Joban dan K.H. Syah Alam Ridwan. Kedua ustaz terkemuka ini meminta massa membubarkan diri. "Ayo yang tak punya kepentingan bubar," seru K.H. A.S. Joban.

Situasi benar-benar mereda 10 menit menjelang berbuka puasa. Kendati demikian puluhan anggota Dalamas Polres Purwakarta hingga Jumat malam terlihat masih berjaga-jaga di sekitar Kompleks Perkantoran Pemkab Purwakarta.

Usut Dedy

Sebelumnya, di tempat yang sama, sejumlah organisasi massa (ormas) Islam berunjuk rasa, mendesak agar aparat segera mengadili Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi. Aksi diwarnai keributan dan aksi kejar-kejaran antara pengunjuk rasa dengan sekelompok orang yang diduga massa tandingan, Jumat (12/9).

Keributan terjadi ketika Sekretaris Komite Umat Islam (KUI), Iwan Kurniawan, yang tengah mempersiapkan aksi, mengumandangkan takbir Allahu Akbar. Ucapan takbir disambut teriakan seseorang dengan kalimat yang menyinggung perasaan massa yang tengah berkumpul di sekitar Alun-alun Kiansantang Purwakarta.

Karena teriakan pemuda tersebut sangat nyaring, membuat massa kesal, apalagi dari mulut orang yang meneriaki Sekretaris KUI itu tercium aroma bau alkohol. Massa menangkap dan memeriksa lelaki yang mengaku berasal dari salah satu desa di Kecamatan Plered itu.

Dari pemuda itu, massa mengetahui ada sekelompok orang yang menggunakan tanda pita merah putih yang sengaja menyusup. Massa kemudian memburu kelompok dengan ciri menggunakan pita merah dan putih. Namun kelompok ini berhasil kabur dari Jln. Gandanegara dengan menggunakan sepeda motornya masing-masing.

Sekretaris KUI Iwan Kurniawan kepada wartawan mengatakan, pihaknya sempat menginterogasi seseorang dan berhasil menyita kunci motor milik kelompok yang diduga sebagai massa tandingan.

"Rencananya kunci sepeda motor tersebut akan kita serahkan ke polres di hadapan Kapolda Jabar yang Jumat sore ini tengah berkunjung ke Mapolres Purwakarta," terang Iwan.

Suasana kembali memanas, ketika Iwan Kurniawan ditegur Kapolsek Purwakarta, AKP Solihin Bahrudin, yang tidak menyetujui pengerahan massa ke Mapolres Purwakarta karena Kapolda datang ke Mapolres Purwakarta dalam rangka kunjungan kerja.

Keributan terjadi karena emosi massa terpancing ketika mendengar Ka-polsek Purwakarta berkata dengan nada keras dan tinggi kepada Iwan Kurniawan. Puluhan massa sempat mengerubuti Solihin. Beruntung masalah segera diselesaikan. (kus)**

UST.JOBAN : DEDI MABUK INTELEKTUAL


Umat Islam Purwakarta Gelar Tabligh Akbar Sikapi Penistaan


Purwakarta, Pelita

Ratusan umat Islam beserta para ulama di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mengikuti tabligh akbar di Masjid Alun-Alun Purwakarta, kemarin, membahas mengenai perkara dugaan penistaan agama Islam.

Mereka membahas penistaan agama yang dilakukan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Masdar F Mas\'udi, dan Tata Sukayat, pada acara Pengajian Bale Paseban di Pendopo Pemkab Purwakarta, 7 Agustus lalu.

Teriakan takbir beberapa kali menggema saat berlangsungnya tabligh akbar tersebut. Apalagi ketika para penceramah menyebutkan mengenai pernyataan Dedi, Masdar dan Tata, yang dinilai bagian dari penistaan tersebut.

Sejumlah pernyataan yang dilontarkan oleh Dedi, Masdar, dan Tata pada saat Pengajian Bale Paseban di Pendopo Pemkab Purwakarta, 7 Agustus lalu itu disengaja. Bahkan ada skenario dibalik itu, yakni melakukan pendangkalan akidah umat Islam di Purwakarta, kata Ketua Forum Ulama Indonesia (FUI) Purwakarta, KH Abdullah AR Joban.

Dia mengatakan dalam pengajian tersebut, ketiga orang yang berbicara mengenai agama Islam (Dedi, Masdar, dan Tata) merupakan orang-orang yang disebutnya mabuk intelektual.
Ketiganya berbicara tentang agama hingga akhirnya melakukan penistaan agama Islam secara bersama-sama.

Ia menjelaskan, pada saat Pengajian Bale Paseban itu, Dedi Mulyadi telah menyejajarkan eksistensi al-Quran dengan alat musik tradisional suling.
Sedangkan Masdar melakukan penistaan agama Islam dengan cara menyamakan ibadah orang Islam dengan agama-agama lain yang bathil.

Masdar juga sempat mengatakan, di tanah Sunda pernah terutus seorang nabi, karena terdapat kearifan yang ditemukan di tanah Sunda. Begitu pun di Jawa.
Sementara Tata, dalam pengajian itu mengatakan, Kita sebenarnya Bani Israil, sebab Bani artinya keturunan, isro artinya perjalanan, dan il adalah Tuhan. Jadi, orang atau anak-anak Allah yang berjalan menuju Tuhannya.

Semua pernyataan ketiga pembicara pada saat Pengajian Bale Paseban itu adalah bentuk dari pendangkalan akidah dan penistaan agama Islam. Jadi, ketiganya harus diproses secara hukum hingga diadili, kata Joban.

Jika ketiga pembicara itu tidak dihukum dan proses hukumnya tidak berjalan, Joban mengaku pihaknya akan mengusir Dedi Mulyadi dari Purwakarta.
Selain itu, ia juga mendesak agar acara pengajian di Pemkab Purwakarta yang bernama Pengajian Bale Paseban dibubarkan, karena dalam pengajian itu terdapat upaya untuk mensikretiskan agama dengan budaya lokal, yang akhirnya akan menyebarkan agama (aliran kepercayaan) Sunda Wiwitan.

Karena itu, pengajian itu harus dibubarkan, karena ada upaya pendangkalan aqidah dalam pengajian tersebut.

Sementara itu, penceramah pada tabligh akbar di Masjid Alun-Alun Purwakarta yang diikuti oleh ratusan umat Islam beserta para ulama di Purwakarta itu sendiri ialah KH Abdullah AR Joban, KH Syah Alam Ridwan Al Fatah, dan KH Hasan Sueb

JOBAN MENGECAM PERNYATAAN BUPATI

MUI Purwakarta Desak Bupati Segera Minta Maaf

Purwakarta, Pelita

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Purwakarta, mendesak Bupati H Dedi Mulyadi SH untuk meminta maaf menyusul pernyataan bupati pada pengajian Bale Paseban di Pendopo Purwakarta pada Kamis (7/8-2008) lalu yang dianggap telah melakukan pendangkalan agama.
Jika dibiarkan kami khawatir akan timbul keresahan di kalangan umat. Karenanya MUI segera melakukan pertemuan untuk membahas masalah ini secara bersama-sama, ujar juru bicara MUI KH Abdullah AR Joban usai menggelar rapat di gedung Da\'wah, Rabu (13/8).
Menurut KH Abdullah Joban, MUI Purwakarta mengecam keras pernyataan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang disampaikan pada acara Pengajian Bale Paseban di Pendopo Purwakarta, 7 Agustus lalu. Dalam pengajian itu, Bupati Dedi dituding telah mengeluarkan pernyataan yang sangat kontroversial dan tidak sesuai dengan agama.

Atas pernyataan itu, lanjut Joban, MUI menganggap bahwa Bupati Dedi telah melakukan pendangkalan agama. Karenanya Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Purwakarta akan melaporkan masalah ini ke pihak kepolisian apabila Bupati Dedi Mulyadi tidak segera minta maaf.

MUI menganggap, sambung Joban, apa yang dilontarkan oleh bupati Dedi dalam pengajian itu adalah persoalan serius. Oleh sebab itu, setelah menggelar rapat para alim ulama yang membahas masalah ini, langkah selanjutnya yaitu MUI segera menjelaskan kepada umat bahwa pernyataan Bupati Dedi Mulyadi itu salah.

Kecuali itu, MUI juga akan segera melayangkan surat kepada Bupati, pihak Kejaksaan, dan Pengadilan setelah MUI melakukan rapat bersama yang membahas pernyataan Bupati Dedi dalam pengajian tersebut.

Kami segera melayangkan surat ke Bupati. Selain itu MUI juga akan memanggil Bupati untuk klarifikasi masalah ini, kata KH Joban.

Menanggapi desakan MUI agar segera minta maaf atas pernyataan dalam pengajian Bale Paseban, Bupati Purwakarta H Dedi Mulyadi SH menyatakan pihaknya minta maaf kepada seluruh umat Islam Purwakarta. Itu memang kekhilafan saya dan saya tidak bermaksud menyejajarkan eksistensi Al-Qur\'an dengan alat musik suling, katanya.
Saya telah datang ke KH Abdullah AR Joban untuk meminta maaf. Selain itu, lanjutnya, ia juga telah menghubungi Wakil Ketua MUI KH Drs Abun Bunyamin MA melalui telepon yang intinya sama yakni meminta maaf atas pernyataanya pada pengajian Bale Paseban beberapa waktu lalu di pendopo kabupaten.

Ditambahkan Bupati Dedi Mulyadi, dirinya juga akan datang ke MUI untuk meminta maaf kepada para alim ulama atas pernyataannya tersebut. Insya- Allah saya akan mendatangi MUI untuk meminta maaf berkaitan dengan masalah ini, katanya.

Monday, July 21, 2008

Ahmad Said Joban mempopulerkan khasiat jus kurma

Coba Kurma untuk Sembuhkan DB

Health News
Mon, 01 Oct 2007 10:00:00 WIB

Kurma mudah dijumpai di bulan puasa. Tak sekedar menjaga tradisi yang diriwayatkan turun-temurun, orang memilih kurma karena kandungan gizi dan khasiatnya. Antara lain untuk mempercepat pemulihan kondisi saat sakit demam berdarah.

Ketika penyakit demam berdarah (DB) menyerang warga Jakarta beberapa waktu lalu, banyak orang mencari kurma. Meski belum ada penelitian ilmiah tentang khasiat buah itu untuk menyembuhkan DB, berbagai pengakuan empiris yang bermunculan menyebutkan, kurma yang telah diolah menjadi jus mampu meningkatkan kadar trombosit secara signifikan.

Karena itu, banyak orang yang keluarganya terkena DB tergerak untuk mencari jus kurma. Adalah Ahmad Said Joban, seorang pemilik toko buku di Bandung, yang mempopulerkan khasiat jus kurma tersebut.

Pads tahun 2005, seorang besan Said, panggilan akrabnya, terserang DB. Said ingat, bila ia menderita sakit saat masih kecil, semisal sakit panas, orangtuanya selalu mengobatinya dengan buah kurma.

"Karena waktu itu belum ada blender atau juicer, kurma cukup direndam di air hangat selama beberapa saat lalu dikocok-kocok. Air seduhan itu yang kemudian saya minum," tutur Said.

Seperti ditugaskan untuk terus melakukan percobaan, setelah besannya sembuh dari DB berkat jus kurma yang ia berikan, berturut-turut menantu, keponakan, sepupu, dan paman Said juga menderita DB. Ada tujuh orang kerabat dekatnya yang terserang DB den semuanya cepat pulih kondisinya berkat jus kurma yang ia berikan.

"Yang trombositnya cuma 9 ribu, setelah minum jus kurma naik hingga 140 ribu," kata Said kepada GHS.

Pengalaman menarik tersebut dituturkan Said ke koran setempat. Sambutan ternyata luar biasa. Telepon di rumah dan tokonya tak berhenti berdering dari orang-orang yang bertanya tentang resep, atau minta dibuatkan jus kurma. Tak sedikit pula orang yang datang langsung ke tokonya dengan keperluan serupa.

"Selain membuka usaha toko buku, terus terang saya memang sudah lama berdagang buah kurma. Kurma banyak yang meminta, belakangan saya jugs menjual jus karma," ungkapnya.

Wartawan-wartawan yang kemudian mewawancarainya mengusulkan agar Said mendata jumlah orang yang bertanya soal jus kurma, baik yang melalui telepon maupun yang datang langsung. Maklum, setelah ia bercerita lewat koran, dan kemudian menyebarkan resepnya lewat milis di Internet, banyak yang menelepon untuk mengucapkan terima kasih karena resep jus kurmanya terbukti manjur.

"Kesaksian mereka saya catat dalam buku. Jumlahnya sudah banyak, sekitar seribu orang. Banyak di antara mereka yang kemudian jadi pelanggan kurma yang saya jual," ujarnya.

Di Jakarta, cerita Said bisa dikonfirmasi ke toko yang menjual kurma pilihan, misalnya di toko Bateel di Senayan City atau Mediterranean Products, Pasar Festival, Kuningan. Di kedua toko itu, berbagai produk kurma dalam bentuk sirop laris manis diborong orang.

"Sirop kurma bisa menaikkan trombosit dengan cepat. Sudah banyak orang yang membuktikan manfaat ini," kata Tania Walls, pengelola toko Bateel.

Gula Darah Turun

Said memang punya darah pedagang. Nah, sejak dagangannya terbukti berkhasiat bagi kesehatan, ia semakin rajin berkonsultasi dan bertukar-pikiran tentang kurma dengan dokter, ahli gizi, den ahli kesehatan. Ditunjang oleh pengetahuannya tentang bumbu-bumbu dapur yang lazim digunakan di Timur Tengah, Said coba menggali lebih dalam lagi potensi kurma untuk penyembuhan penyakit.

Selain DB, sejauh ini Said sudah mencoba memanfaatkan khasiat kurma untuk gangguan pencernaan, meningkatkan hemoglobin (HB), dan menurunkan kadar gula darah.”Teman saya, seorang dokter, sudah mencoba ramuan saya, kurma yang ditambah lada hitam dan bumbu-bumbu lain. Gula darahnya yang semula di atas 400, turun sampai di bawah 200," tutur Said.

Diceritakan, selain yang dikonsumsi begitu saja tanpa campuran guna menyembuhkan penyakit tertentu, ada pula yang harus dicampur ramuan untuk penyembuhan penyakit lain. Lebih dari itu, ada pula jenis-jenis kurma tertentu yang berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit tertentu, sayangnya tidak berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit lain.

"Ada jenis kurma yang pas untuk mereka yang diabetes maupun bermasalah dengan pencernaannya. Harganya relatif murah daripada kurma biasa. Tinggal kita mau pilih yang mana," sebutnya.

Kurma yang cocok untuk diabetesi adalah jenis Nagal. Kurma jenis ini agak sedikit lonjong daripada kurma biasa, dan rasanya sedikit pahit. Harganya murah, berkisar Rp 14 ribu per kg. Karena tidak ada aturan pastinya, menurut Said, konsumsi kurma jenis ini sebaiknya tak lebih dari sepuluh butir per hari saat berbuka maupun sahur.

Bagi mereka yang mengalami gangguan lambung atau maag dapat memilih jenis Fard. Ciri khasnya, warna buah hitam dan rasanya lebih pahit daripada Nagal. Harganya lebih mahal, yakni Rp 20 ribu per kg.

Di pasar Tanah Abang jika bulan Ramadan tiba tidaklah terlalu susah mencari kedua jenis kurma ini. Sayangnya, ketika GHS mendatangi beberapa toko kurma di sana dua hari menjelang puasa, beberapa penjual mengaku belum mendapat pasokan kurma tersebut, yang memang harus diimpor langsung dari Uni Emirat Arab.

Gulanya Mudah Dicerna

Selain dalam bentuk buah matang, kurma bisa dinikmati dalam berbagai olahan, mulai dari jus, biskuit, selai, hingga madu untuk campuran susu. Olahan kurma kini mudah dijumpai di pasaran.

Menurut Ahmad Said Joban, setiap 100 gram kurma mengandung kalsium 52 mg, iron 1,2 mg, magnesium 50 mg, fosfor 60 mg, potasium 667 mg, sodium 13 mg, klorida 271 mg, sulfur 14,7 mg, manganese 4,9 mg, copper 2,4 mg, zinc 1,2 mg, dan cobalt 1,9 mg. Juga vitamin A 90 IU, thiamin B1 93 mg, ripovlavine B2 144 mg, biotin 4,4 mkg, asam folio 5,4 mkg, niacin 2,0 mg, asam askorbat 6,1 mg, glukosa 38,5 gr, fruktosa 35,5 gr, gula jenis lain 3,4 gr, protein 2,35 gr, lemak 0,43 gr, dan energi 323.

Kandungan gulanya sebagian besar merupakan gula monosakarida, sehingga mudah dicerna tubuh, antara lain glukosa dan fruktosa. Pada varietas kurma tertentu, juga terdapat gula sukrosa. Kandungan gula pada kurma sangat tinggi, sekitar 70 persen, yaitu 70-73 gram per 100 gram

Penyerapan gula kurma di dalam tubuh cukup cepat, sekitar 45-60 menit, dibandingkan dengan penyerapan pati pada nasi yang memerlukan waktu berjam-jam. Itulah sebabnya kurma merupakan makanan yang sangat baik untuk berbuka puasa karena dapat menyuplai asupan energi secara cepat.

Serat pangan yang terkandung dalam kurma cukup besar, sekitar 2,2 gram per 100 gram. Serat bermanfaat menurunkan kadar kolesterol dalam darah dengan menghambat penyerapan lemak atau kolesterol di dalam usus besar, sehingga kolesterol dalam darah tidak meningkat.

Kehadiran serat ini baik untuk mengatasi sembelit. Dengan tekstur serat yang cukup halus, kurma aman untuk lambung yang sensitif atau penderita radang usus. Sebagaimana pangan nabati lainnya, kurma tidak mengandung kolesterol.

Kurma mengandung lemak baik yang bermanfaat bagi kesehatan. Kekhawatiran menjadi gemuk karena kurma tidaklah beralasan. Kehadiran lemak ini bermanfaat bagi penyerapan vitamin A, D, E, dan K, yang juga terdapat di dalam kurma.

Untuk membuat jus, Anda cukup menyediakan buah kurma kurang lebih 200 gram atau sesuai selera. Blender kurma dengan air sampai halus. Sebaiknya pilih kurma yang lunak agar mudah diblender. Minum saat berbuka dan sahur untuk memastikan stamina Anda terjaga sepanjang hari.

Sumber: CBN Portal

Friday, July 18, 2008

Artikel Ami Mamat Joban



Artikel dari Ustad Joban
Wednesday, May 28, 2008,diambil dari : assyifa.blogspot.com
Manusia yang Mengeluh


MENGELUH, sebenarnya memang sifat alami manusia, sangat manusiawi, dan diperbolehkan… tidak ada larangan untuk mengeluh! Tetapi, seringkali diantara kita ini, sebagian besar TIDAK MAU BELAJAR dari pengalaman kesulitannya. Semua orang pasti punya masa lalu, ada yang baik dan ada yang buruk. Nah, masa lalu yang buruk ini semestinya jangan menjadi beban, tetapi jadikanlah itu suatu pengalaman dan pelajaran kehidupan.

Saya ingin mengingatkan kepada kita semua, tentang sabda Nabi Muhammad SAW, yang sudah sejak awal memberikan nasihat, agar kita MENJAGA LIMA HAL, SEBELUM DATANG LIMA HAL lainnya, yang menjadi KEBALIKANNYA, sebagai berikut:

Masa muda, sebelum datangnya masa tua.

Kesehatan, sebelum sakit.

Kekayaan, sebelum kekurangan.

Waktu luang, sebelum kesempitan.

Kehidupan, sebelum kematian.

Nah, sebagian dari kita ini, lebih sering dan selalu berteriak meminta pertolongan ALLAH, ketika diperlihatkan SEDIKIT SAJA KESUSAHAN yang sebenarnya telah mereka buat sendiri. Tetapi mereka ini biasanya dengan cepat kembali DURHAKA kepada ALLAH, jika keadaan mulai membaik!

Dalam keadaan sulit, mereka yang mudah mengeluh ini seakan-akan bisa menghargai setiap nikmat ALLAH sekecil apa pun. Tetapi, saat mereka sedang berada di dalam gelimang harta, kesuksesan, kelihatan memejamkan matanya dari mereka yang butuh bantuannya, bahkan bisa saja mereka menari-nari di atas penderitaan orang lain. Mudah sekali menghamburkan uang untuk berfoya-foya, bahkan berbuat maksiat!

Na'udzubillah tsumma na'udzubillah.

Saya kutipkan dari Al-Qur'an, surat Yunus ayat 12, sebagai berikut:

"Dan, apabila kesusahan menimpa manusia, dia berdo'a kepada Kami, di waktu berbaring atau di waktu duduk atau di waktu berdiri. Tetapi setelah Kami hilangkan kesusahan itu daripadanya, dia berlalu seolah-olah tidak pernah berdo'a kepada Kami mengenai kesusahan yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik, apa yang mereka kerjakan."

Anda simak ayat suci di atas, itu sebenarnya ALLAH menunjukkan kepada kita, bagaimana sebaiknya bersikap terhadap kehidupan, yang jelas-jelas milik ALLAH SWT ini. Oleh sebab itu, seharusnya kita semua menyadari bahwa memang semestinya dalam menjalani kehidupan ini, kita harus memiliki pedoman dan tuntunan hidup, yang akan mengarahkan dan membimbing hidup kita secara benar, sebagaimana keinginan ALLAH.

Berbagai permasalahan hidup, kesulitan, ataupun kesusahan yang terjadi…bisa jadi itu disebabkan oleh kita, yang telah berjalan tidak sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh ALLAH, seperti yang digariskan di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Kalau kita mau menggunakan pedoman dari ALLAH dan Rasul-NYA ini, maka semua hal apapun itu: keberkahan, keberlimpahan, atau pun kesusahan, kesulitan, penderitaan, dan berbagai permasalahan dalam kehidupan; maka semuanya akan kita kembalikan lagi kepada Sang Maha Segalanya, ALLAH SWT, Sang Pemilik Kehidupan ini.

Sehingga dengan demikian, kita menjadi sangat percaya, bahwa ALLAH pasti selalu berkehendak yang terbaik untuk hamba-hamba-NYA. ALLAH pasti selalu memudahkan, bukan mempersulit. Sehinga, apa pun yang terjadi…pasti untuk kebaikan kita sendiri. Di setiap kejadian, pasti selalu ada maksud baik dari ALLAH. Oleh sebab itu, apa pun yang terjadi, pasti patut untuk selalu disyukuri.

Satu sikap yang harus kita miliki adalah selalu berbaik sangka kepada ALLAH. Berbaik sangka lah kepada ALLAH. Ingatlah sabda Nabi, bahwa ALLAH itu sebagaimana yang diprasangkakan oleh hamba-NYA. Renungkanlah kehidupan Anda, dan koreksilah dengan jujur. Kebanyakan dari kita, sangat jarang menggali penyebab kesulitan, kesusahan atau berbagai problem kehidupan dari dalam diri kita sendiri. Kebanyakan dari kita, lebih senang menyalahkan orang lain atau bahkan menyalahkan ALLAH.

Astaghfirullaahal'adzim.

Nah, sedikit uraian pengalaman saya dalam memberikan wawasan kesadaran kepada para client, sahabat-sahabat, dan saudara-saudara yang pernah datang kepada saya, sebagaimana di atas ini, semoga bisa memberikan manfaat bagi Anda yang membacanya.

Kita memang boleh saja mengeluh, tetapi adalah lebih baik lagi…SEBELUM MENGELUH, HENDAKNYA KITA BERSYUKUR TERLEBIH DULU. Rasakanlah dan terimalah dengan penuh syukur dan ikhlas, berbagai karunia Ilahi yang telah kita terima. Anda bisa hidup sampai sekarang ini saja sudah merupakan suatu karunia Ilahi yang tidak bisa diukur nilainya.

Jika Anda berdo'a memohon sesuatu kepada ALLAH SWT, sebaiknya bersyukurlah lebih dulu, berterima kasihlah terlebih dulu, pujilah terlebih dulu Dzat Yang Maha Dahsyat, ALLAH… baru kemudian Anda boleh mengeluhkan apa pun, dan meminta yang Anda inginkan agar ALLAH memberikan pertolongan-NYA kepada Anda. Inilah ETIKA BERDO'A yang disukai oleh ALLAH SWT. Jangan berdo'a dengan hanya mengeluh, meminta atau bahkan protes karena Anda merasa belum diberikan ALLAH keberlimpahan hidup.

Belajarlah dari kehidupan yang Anda jalani ini. BERSYUKURLAH LEBIH DULU, BARU BOLEH MENGELUH kepada ALLAH SWT.

Labels:


Photobucket - Video and Image Hosting

Thursday, May 15, 2008
Mencari Cinta Sejati

Artikel dari Ustadz Joban

Bertepuk sebelah tangan sahaja tidak akan berbunyi.
Bercinta dengan yang tidak mencintai, akan menyebabkan seseorang itu kecewa.
Itulah lumrahnya apabila bercinta dengan manusia.
Sebaliknya bercinta dengan Allah, cinta kita pasti akan berbalas.
Bahkan ia diberi penghargaan dan disambut dengan baik.
Cinta Allah yang Maha Pencinta tidak memilih siapa, rupa, gaya dan bagaimana keadaannya. Cinta yang tidak pernah luput walau sesaat malahan terus berkekalan.


Berbeza dengan manusia yang hanya cinta pada yang disukai dan diminati.
Cintanya pula bermusim dan tidak kekal.
Sewaktu disenangi dicintai, bila jemu atau benci tidak lagi dicintai malah ditinggalkan.
Cinta manusia juga terbatas dan ada kepentingan.
Isteri cintakan suami kerana suami tempatnya bergantung.
Ibu mencintai anak kerana anak itulah penghiburnya di kala sunyi.
Kawan menyayangi kawan kerana dapat berkongsi merasai senang susahnya hidup.
Pengikut sayangkan ketua kerana ketua menjadi penaungnya.

Namun Allah yang Maha Pencipta mencintai hamba-hambanya tanpa ada kepentingan.
Allah hanya melebihkan kecintaanNya kepada orang-orang yang mencintaiNya.
Allah akan murka kepada orang yang mengingkariNya.
Cinta Seindah Yang Diucap.

Semua orang boleh mengaku dan berikrar bahawa dia mencintai Allah.
Tapi tindak-tanduknya dapat mencerminkan apakah dia benar-benar mencintaiNya.
Allah sendiri lebih tahu siapakah diantara hambaNya yang benar-benar mencintaiNya.
Orang yang benar-benar mencintai Allah sanggup berbuat apa sahaja keranaNya.
Tanda seseorang itu mencintai Allah ialah dia beriman kepada Allah.
Dia berkasih sayang dengan sesama manusia dan saling bersilaturrahim.

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang sabar."(Surah Ali Imran ayat 146)

"Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan."(Surah Ali-Imran ayat 134
)

Sekuntum Mawar Hafizah

Labels:


Photobucket - Video and Image Hosting

Saturday, May 10, 2008
The Test and Surah Al-Waqi'ah


Sudah beberapa lama ini banyak musibah menimpa dimana-mana; warga pengajian Assyifa tak luput diuji kesabarannya oleh yang Maha Kuasa.
Beberapa ujian berupa datangnya tamu tak diundang, meninggalnya orangtua tercinta dan dampak inflasi ekonomi.
Dampak inflasi terlihat dalam beberapa bulan yang lalu seperti kenaikan BBM yang cukup tinggi hingga mempengaruhi harga sandang pangan dan sektor pelayanan. Belum lagi berakhir, stock penyediaan beras di Seattle sudah menipis, harga beras hampir 1.5 kali lipat. Di beberapa toko, tiap keluarga dibatasi hanya untuk membeli 3-4 karung beras. May Allah give us strength and patience in this situation.

Memang kita tengah diuji dengan bermacam cara, maka untuk pengajian kali ini Pak Ustadz mempunyai agenda acara pembacaan ta'ziah untuk wafatnya ayahanda Inasz, Said Mohammad Salleh dan ibunda Mba Ika, Ibu Sumini. Materi pengajian mengenai Tafseer Surah Al-Waqiah (the description of Jannah).

Teringat disalah satu postingan pak Ustad di milis mengenai surah Al-Waqiah:
Diriwayatkan oleh Al-Hafizd Ibn Asakir dari Abi Dzibyah yang berkata: “Ketika Abdullah bin Masud (RA) dalam keadaan sakit dan saat-saat menjelang kematiannya, Uthman bin Affan (RA) berkunjung kepadanya dan berkata: “Apa yang kemu keluhkan? “Dosa-dosaku” jawab Ibn Masu’d. Apa yang kamu dambakan? Kata Sayidina Uthman. Ibn Masu’d menjawab: “Rahmat Tuhanku.” “Tidakkah engkau mau aku memberikan sesuatu untukmu? Ibn Masu’d menjawab: “Aku tidak perlu apa-apa dari hartamu.” Uthman berkata: “Biarkan untuk anak-anak perempuanmu setelah kamu (meninggal). “Apakah kamu takut anak-anak perempuanku menjadi miskin? (Jangan takut) aku sudah memerintahkan kepada mereka agar supaya membaca surat Al-Waqi’ah setiap malam. Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa membaca surat Al-Waqi’ah setiap malam tidak akan terkena kefakiran atau kemiskinan sama sekali.” Jawab Ibn Masu’d. “
Maka sejak itu Abu Dzibyah (yang meriwatkan Hadith diatas) tidak pernah meniggalkannya setiap malam.
Mari mulai hari ini kita ajarkan anak-anak kita untuk menghafal surat al-Baqarah

Berikut ada tambahan du'a dari Ustadz:
Allahumma ini astau diuka fi ahli, wamali
(O Allah, I leave my family and property under your protection)



Pengajian bulan ini cukup padat acaranya; setelah ceramah Ustadz ada dua guest speakers yang berbicara dengan topik yang hampir sama yaitu penuh kesabaran dan terus berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam menghadapi cobaan.

ABDULLAH JOBAN KOORDINASI PENGESAHAN PERDA ANTI MAKSIAT


Selasa, 11/09/2007

PURWAKARTA (SINDO) – Sebanyak 1.500 massa gabungan beberapa ormas Islam berunjuk rasa di Kantor Pemkab Purwakarta, Jalan Gandanegara, kemarin. Massa menilai Pemkab Purwakarta, tak maksimal dalam upaya memberantas kemaksiatan.

Ormas Islam yang ikut dalam unjuk rasa itu, yakni Majelis Ulama Indonesia (MUI), Forum Ulama Indonesia (FUI), Front Pembela Islam (FPI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI),Corp Muballigh Purwakarta (CMP), Nahdatul Ulama (NU), Persatuan Islam (Persis), dan sejumlah santri dari beberapa pondok pesantren (ponpes). Koordinator aksi KH Abdullah AS Joban mengatakan,DPRD Purwakarta harus segera mengesahkan Raperda Antikemaksiatan menjadi perda, paling lambat Ramadan 2007 ini. ”Masak tiga tahun membahas sebuah aturan hukum tidak kelar-kelar.

Kami mendesak agar payung hukum itu sudah terbit menjadi perda, paling lambat Ramadan ini,”kata Joban. Setelah berorasi selama dua jam, tepat pukul 11.00 WIB, Bupati Lily Hambali Hasan didampingi Sekda Dudung Bachdar Supardi bersedia menemui pengunjuk rasa. Lily menegaskan, pihaknya akan menindak tegas siapa pun yang mengganggu ketertiban di bulan Ramadan. ”Untuk raperda, secara intensif kami tengah bahas dengan dewan, agar Ramadan ini bisa disahkan,” tegas Lily. (asep supiandi)




Ribuan Ormas Islam Kepung Kantor Bupati Purwakarta
(sumber dari : www.klik-galamedia.com)

PURWAKARTA, (GM).-


Ribuan umat Islam yang tergabung dalam Forum Ulama Indonesia (FUI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Front Pembela Islam (FPI), Hizbut Tahrir, para santri dari Pondok Pesantren (Pontren) Al Islam, Al Muhajirin, dan Ibnu Sina mengepung Kantor Bupati Purwakarta, Senin (10/9).

Mereka menuntut keseriusan pemkab dan DPRD setempat dalam menangani kemaksiatan di Kabupaten Purwakarta yang berjuluk "Kota Santri". Di depan Kantor Bupati Purwakarta, tokoh ulama dan tokoh ormas Islam Purwakarta melakukan orasi secara bergantian. Mereka menyayangkan belum terbitnya perda antimaksiat di Kab. Purwakarta. Padahal, perda tersebut telah diajukan umat Islam Purwakarta sejak tahun 2004.

Pengasuh Pontren Al Islam, Drs. Jamil Inayatullah, M.M., dalam orasinya mempertanyakan kinerja DPRD Purwakarta yang tidak becus bekerja. Sehingga, perda antimaksiat tersebut hingga saat ini belum bisa diberlakukan di Kab. Purwakarta.

"Kalau perda antimaksiat belum juga tuntas, godok di sini," ujar Jamil seraya menunjukkan sebuah dandang yang diusung dua santri dalam aksi tersebut.

Ketua Laskar FPI DPW Purwakarta, Dadang Sudasi dalam orasinya menyayangkan rusaknya citra Purwakarta, menyusul maraknya praktik prostitusi yang terkesan terang-terangan dan terbuka, serta tidak lagi melihat tempat. "Mereka berani melakukan aksi kemaksiatannya di sekitar masjid agung, yang juga merupakan kompleks rumah dinas Bupati dan Wakil Bupati Purwakarta," ujar Dadang Sudasi.

Drs. K.H. Abdulah A.S. Joban seusai memberikan tausiah, membaca pernyataan sikap ulama, ormas, dan umat Islam Purwakarta, selain meminta keseriusan Pemkab Purwakarta dalam menangani kemaksiatan dengan melakukan penutupan tempat hiburan malam, melarang rumah makan buka di siang hari, merazia minuman keras di toko-toko atau warung-warung, khususnya depot jamu, serta memberantas perjudian, merazia para pelacur/waria, baik yang berada di warung remang-remang maupun di jalanan, khususnya yang ada di Cilodong dan Rawasalem dengan melakukan tindakan hukum serta mengusirnya bila ternyata bukan asli Purwakarta, serta mendesak DPRD Purwakarta untuk mengesahkan raperda antimaksiat pada bulan suci Ramadan.

Imbauan

Menanggapi hal itu, Bupati Purwakarta, H. Lily Hasan mengungkapkan, pihaknya sebelumnya telah membuat surat edaran berupa imbauan kepada para pengusaha dan pengeloa rumah makan dan tempat hiburan untuk tidak berjualan di siang hari, serta pemberantasan penyakit masyarakat.

Selain itu, Pemkab Purwakarta juga telah membuka posko pengaduan pengamanan Ramadan (P3R), bertujuan memberantas segala bentuk penyakit masyarakat yang berpotensi mengganggu kekhusyukan dan kekhidmatan beribadah puasa. Posko ini tersebar di Kantor Pemkab Purwakarta, polres, Depag, dan Gedung Dakwah Purwakarta. (kus)**

UST. ABDULLAH JOBAN : PERDA ANTI MAKSIAT HARGA MATI !



Ormas Deadline Sebelum Lebaran
Jum'at, 05/10/2007

PURWAKARTA(SINDO) – Empat organisasi massa islam (ormas) men-deadline DPRD PURWAKARTA, untuk mengesahkan Raperda Antimaksiat sebelum Lebaran.

Melalui surat bernomor 22/B/FU-01/2007 tertanggal 3 Oktober 2007 itu, Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Forum Ulama Indonesia (FUI), Corp Mubaligh Purwakarta (CMP),dan Front Pembela Islam (FPI) mendesak agar dewan segera menuntaskan pekerjaannya dalam membuat payung hukum.

Menurut Ketua FUI KH Abdullah AS Joban, Perda Antimaksiat menjadi keharusan dan tidak bisa ditawar-tawar lagi.Beragam realita yang melatarbelakangi potret buram Purwakarta harus menjadi pijakan. Pihaknya sudah merangkum beberapa peristiwa, seperti kegiatan striptease di Kec Jatiluhur pada 2004, dan setahun kemudian terulang di Hotel Plaza,Kec Bungur Sari.

”Tidak sebatas itu, peredaran miras, narkoba, serta prostitusi sudah sangat memprihatinkan. Karena itu, kami memandang perlu secepatnya ada payung hukum yang jelas. Dengan demikian, semua kegiatan berbau maksiat itu bisa diberantas. Kami juga memaklumi pemerintah terkesan mandul berbuat,karena memang tidak ada dasar hukumnya,”ungkap Joban, kemarin. Surat yang mereka kirimkan itu, lanjutnya, merupakan sebuah sikap tegas dari ormas Islam. Sebab, belakangan ini pihaknya mengendus aroma tak sedap dari Gedung DPRD.

Terindikasi ada sebuah skenario pengunduran pengesahan raperda hingga lewat Lebaran. Bahkan diundur hingga 2008, dengan alasan pekerjaan dewan sangat menumpuk pada akhir tahun. Menanggapi hal itu, Ketua Komisi IV DPRD Purwakrta Pardjo Soeseno membenarkan bahwa pihaknya telah menerima surat dari sejumlah ormas Islam. Politisi yang juga Wakil Ketua DPD Golkar itu berjanji segera memenuhi desakan para alim ulama sebelum Lebaran nanti. (asep supiandi)


JUS KURMA,OBAT DEMAM BERDARAH

ABAH SAID JOBAN MENANGGULANGI PENYAKIT DEMAM BERDARAH



Semakin banyaknya wabah Demam Berdarah menambah daftar panjang musibah bangsa ini,
kita semua prihatin dengan situasi ini.
barangkali pengalaman dibawah ini bisa diterapkan.
Obat Demam berdarah (Pikiran Rakyat Sabtu 10 Feb 2007)

Sekali Lagi Soal Jus Korma

SEHUBUNGAN dengan masih banyaknya telefon pada kami, baik yang mengucapkan terima kasih atas kesembuhannya, maupun yang bertanya perihal cara pembuatan jus korma untuk penyembuhan demam berdarah, maka pada kesempatan ini kami menerangkan tata cara dan takarannya sebagai berikut:

Untuk yang telah positif DBD menurut dokter, ambil 500 gram korma, buang bijinya
lalu diblender dicampur dengan 5 gelas air, sampai lembut. Kemudian minumkan pada penderita setiap jam, satu gelas sampai habis. Insya Allah dengan habisnya jus
korma tadi, trombosit penderita normal kembali.

Itu yang terjadi pada 7 orang keluarga kami dan juga puluhan orang yang
mengucapkan terima kasih pada kami setelah pemuatan pertama di “PR” pada tanggal 25 Januari lalu dari ratusan yang telefon.
Juga alhamdulillah kami telah mengetahui kandungan yang ada pada setiap 100 gram korma. Agar yang lebih berkompeten dapat mempelajari mengapa jus korma mujarab

untuk mengobati demam berdarah, yaitu mineral (calsicum 52mg, iron 1,2 mg,
magnisium 50 mg, phosphorus 60 mg, patassium 667 mg. sodium 13 mg, choride 271 mg, sulphur 14,7 mg, manganese 4,9 mg, copper 2,4 mg, zinc 1,2 mg, cobalt 1,9 mg).
Vitamin: vitamin A 90 IU, Tharmin B1 93 mg, Ripovlavine B2 144 mg, Biotin 4,4
microgram, Folio Acid 5,4 microgram, Niacin 2,0 mg, Ascorbic Acid 6,1 mg, Glucose
38,5 gms, Fructose 35,5 gms, Other Sugars 3,4 gms, Protein 2,35 gms, Fat 0,43 gms.
Energi 323 cal. Demikian yang tertulis dalam dus korma.


Ahmad Said Joban
Jln. A. Yani 862 Bandung
Telf. 022-7274633


Plus surat pembaca dari pikiran rakyat :

DEMAM berdarah sudah merajalela di sekitar kita, hal ini telah menimpa beberapa orang dan keluarga kami. Setelah positif kena demam berdarah, menurut dokter, kami mencoba dengan memberikan jus kurma pada mereka. Alhamdulillah dalam satu hari ternyata keadaannya normal kembali dan ini telah kami coba kepada tujuh orang dari keluarga yang telah positif DB.

Yang terakhir menimpa keponakan saya dan telah 5 hari di RS di Jakarta. Saat itu, menurut dokter dalam keadaan kritis maka malam sewaktu kami datang langsung kami beri jus kurma, ternyata pagi harinya dokter memeriksa merasa kaget, karena dinyatakan sembuh dan diperbolehkan untuk pulang.

Sehubungan dengan itu, sekalipun mungkin belum melalui riset kedokteran, kami hanya membantu bagi keluarga yang terkena demam berdarah untuk mencoba memberi jus kurma, insya Allah dapat menolong kita.

Demikian dari kami barangkali bermanfaat bagi kita dan kepada Redaksi “PR” kami ucapkan terima kasih atas dimuatnya surat ini.

Ahmad Said Joban
Jln. A. Yani
RT 02 RW 03
Bandung 40282
Telf. 022-7274633


sumber : Pikiran Rakyat

JOBAN PERTAHANKAN PESANTREN & MESJID



sumber dari : detiknet.com

Purwakarta
- Masyarakat Kampung Gembong Kel. Sindangkasih Kec./Kab. Purwakarta serta para pedagang Pasar Rebo, menolak rencana pemda untuk memindahkan Pasar Rebo ke kawasan Terminal Simpang. Pasalnya, selain pemindahan itu akan menimbulkan pembongkaran sejumlah bangunan penting, juga akan memberatkan para pedagang sendiri.

Demikian diungkapkan salah seorang tokoh masyarakat Kampung Gembong, Kel. Sindang Kasih, Kec. Purwakarta, K.H. Drs. Abdullah A.S. Joban ketika ditemui di rumahnya, Senin (28/11). "Kalau pemerintah tetap saja memaksakannya, bukan tak mungkin kami akan melakukan unjuk rasa keprihatinan atas sikap sentimen politik pemerintah itu," tandasnya.

Terlebih, lanjutnya, Pemkab Purwakarta hingga saat ini sama sekali belum melakukan dialog dengan masyarakat secara langsung mengenai rencana tersebut. Jika pemda tetap saja memaksakan kehendaknya untuk memindahkan Pasar Rebo ke kawasan Terminal Simpang tanpa melihat kepentingan masyarakat sekitar, pihaknya tak segan-segan akan melakukan aksi unjuk rasa keprihatinan atas sikap otoriter pemerintah tersebut.

Menurutnya, sejumlah bangunan penting yang terancam pembongkaran, seperti Masjid Jami Al-Ikhlas milik warga di RW 15, sekolah SLB dan SD. Termasuk lapangan olah raga Yayasan Perguruan Islam "Ibnu Sina" pun akan ikut tergusur. Padahal, letak sekolah itu sangat strategis bisa dijangkau dari segala arah, sehingga sayang bila dipindahkan. Begitu pula dengan pembangunan masjid, hasil jerih payah masyarakat sekitar selama bertahun-tahun.

Lebih jauh ia menjelaskan, penolakan rencana pemindahan Pasar Rebo ke kawasan Terminal Simpang sudah dinyatakan oleh jemaah Masjid Al-Ikhlas serta warga sekitar sekira 600 orang, lengkap dengan membubuhkan tanda tangannya.

Hal itu tercantum dalam surat permohonan dari DKM Masjid Al Ikhlas No. 11/DKM Al-Ikhlas/SP/IX/2005 yang ditujukan kepada Bupati Purwakarta H. Lily Hambali Hasan, M.Si. Demikian pula dengan surat penolakan yang dilayangkan Yayasan Perguruan Islam "Ibnu Sina" Purwakarta.

Sementara itu, H. Sodikin, Ketua Iwapa (Ikatan Warga Pasar) Pasar Rebo, mengatakan, para pedagang Pasar Rebo pun tidak setuju dengan rencana pemerintah itu. Keberatannya karena lokasi pasar tersebut sangat strategis dengan lahan yang cukup luas. ( A-67 )



Lagi, Pedagang Tolak Pembangunan Pasar

( sumber dari : http://www.republika.co.id)

PURWAKARTA-- Puluhan pedagang yang tergabung dalam Ikatan Pedagang Pasar (IWAPA) dan Persatuan Pedagang Pasar Rebo Purwakarta (P3RP), melakukan aksi unjuk rasa di halaman Pasar Simpang, Ahad (1/4). Aksi unjuk rasa itu merupakan bentuk penolakan warga Pasar Rebo terhadap pembangunan Pasar Simpang. Pasaknya, pembangunan pasar itu diduga tidak melalui perencanaan yang matang dan tidak berlandaskan analisis masalah dampak lingkungan (AMDAL).

Dalam orasinya, Ketua P3RP, H Zaenal Mutaqien, mengatakan, pembangunan pasar Gembong atau Pasar Simpang merupakan pembangunan yang dipaksakan oleh Pemkab Purwakarta. Alasannya, biaya pembangunan tersebut tidak dimasukkan dalam APBD 2007.

Selain itu, pemkab juga dinilai memaksakan kehendaknya untuk membangunan, dengan menggunakan jasa pengembang yang kapabilitas dan akuntabilitasnya masih diragukan.

Ketua Forum Umat Islam (FUI) Kab Purwakarta, Abdullah AS Joban, mengatakan, pembangunan Pasar Simpang ini diwarnai oleh tiga unsur. Di antaranya, unsur politik SARA, dan pembantaian ekonomi kerakyatan.

''Dampak buruk yang diakibatkan dari pembangunan ini,di antaranya lingkungan sekitar akan terganggu, karena bau dan kotor. Selain itu, akan timbul kemacetan lalulintas yang lebih parah, karena infrastruktur jalan tidak disiapkan,'' kata Joban. win