Friday, July 18, 2008

JOBAN PERTAHANKAN PESANTREN & MESJID



sumber dari : detiknet.com

Purwakarta
- Masyarakat Kampung Gembong Kel. Sindangkasih Kec./Kab. Purwakarta serta para pedagang Pasar Rebo, menolak rencana pemda untuk memindahkan Pasar Rebo ke kawasan Terminal Simpang. Pasalnya, selain pemindahan itu akan menimbulkan pembongkaran sejumlah bangunan penting, juga akan memberatkan para pedagang sendiri.

Demikian diungkapkan salah seorang tokoh masyarakat Kampung Gembong, Kel. Sindang Kasih, Kec. Purwakarta, K.H. Drs. Abdullah A.S. Joban ketika ditemui di rumahnya, Senin (28/11). "Kalau pemerintah tetap saja memaksakannya, bukan tak mungkin kami akan melakukan unjuk rasa keprihatinan atas sikap sentimen politik pemerintah itu," tandasnya.

Terlebih, lanjutnya, Pemkab Purwakarta hingga saat ini sama sekali belum melakukan dialog dengan masyarakat secara langsung mengenai rencana tersebut. Jika pemda tetap saja memaksakan kehendaknya untuk memindahkan Pasar Rebo ke kawasan Terminal Simpang tanpa melihat kepentingan masyarakat sekitar, pihaknya tak segan-segan akan melakukan aksi unjuk rasa keprihatinan atas sikap otoriter pemerintah tersebut.

Menurutnya, sejumlah bangunan penting yang terancam pembongkaran, seperti Masjid Jami Al-Ikhlas milik warga di RW 15, sekolah SLB dan SD. Termasuk lapangan olah raga Yayasan Perguruan Islam "Ibnu Sina" pun akan ikut tergusur. Padahal, letak sekolah itu sangat strategis bisa dijangkau dari segala arah, sehingga sayang bila dipindahkan. Begitu pula dengan pembangunan masjid, hasil jerih payah masyarakat sekitar selama bertahun-tahun.

Lebih jauh ia menjelaskan, penolakan rencana pemindahan Pasar Rebo ke kawasan Terminal Simpang sudah dinyatakan oleh jemaah Masjid Al-Ikhlas serta warga sekitar sekira 600 orang, lengkap dengan membubuhkan tanda tangannya.

Hal itu tercantum dalam surat permohonan dari DKM Masjid Al Ikhlas No. 11/DKM Al-Ikhlas/SP/IX/2005 yang ditujukan kepada Bupati Purwakarta H. Lily Hambali Hasan, M.Si. Demikian pula dengan surat penolakan yang dilayangkan Yayasan Perguruan Islam "Ibnu Sina" Purwakarta.

Sementara itu, H. Sodikin, Ketua Iwapa (Ikatan Warga Pasar) Pasar Rebo, mengatakan, para pedagang Pasar Rebo pun tidak setuju dengan rencana pemerintah itu. Keberatannya karena lokasi pasar tersebut sangat strategis dengan lahan yang cukup luas. ( A-67 )



Lagi, Pedagang Tolak Pembangunan Pasar

( sumber dari : http://www.republika.co.id)

PURWAKARTA-- Puluhan pedagang yang tergabung dalam Ikatan Pedagang Pasar (IWAPA) dan Persatuan Pedagang Pasar Rebo Purwakarta (P3RP), melakukan aksi unjuk rasa di halaman Pasar Simpang, Ahad (1/4). Aksi unjuk rasa itu merupakan bentuk penolakan warga Pasar Rebo terhadap pembangunan Pasar Simpang. Pasaknya, pembangunan pasar itu diduga tidak melalui perencanaan yang matang dan tidak berlandaskan analisis masalah dampak lingkungan (AMDAL).

Dalam orasinya, Ketua P3RP, H Zaenal Mutaqien, mengatakan, pembangunan pasar Gembong atau Pasar Simpang merupakan pembangunan yang dipaksakan oleh Pemkab Purwakarta. Alasannya, biaya pembangunan tersebut tidak dimasukkan dalam APBD 2007.

Selain itu, pemkab juga dinilai memaksakan kehendaknya untuk membangunan, dengan menggunakan jasa pengembang yang kapabilitas dan akuntabilitasnya masih diragukan.

Ketua Forum Umat Islam (FUI) Kab Purwakarta, Abdullah AS Joban, mengatakan, pembangunan Pasar Simpang ini diwarnai oleh tiga unsur. Di antaranya, unsur politik SARA, dan pembantaian ekonomi kerakyatan.

''Dampak buruk yang diakibatkan dari pembangunan ini,di antaranya lingkungan sekitar akan terganggu, karena bau dan kotor. Selain itu, akan timbul kemacetan lalulintas yang lebih parah, karena infrastruktur jalan tidak disiapkan,'' kata Joban. win

No comments: