Friday, July 18, 2008

Artikel Ami Mamat Joban



Artikel dari Ustad Joban
Wednesday, May 28, 2008,diambil dari : assyifa.blogspot.com
Manusia yang Mengeluh


MENGELUH, sebenarnya memang sifat alami manusia, sangat manusiawi, dan diperbolehkan… tidak ada larangan untuk mengeluh! Tetapi, seringkali diantara kita ini, sebagian besar TIDAK MAU BELAJAR dari pengalaman kesulitannya. Semua orang pasti punya masa lalu, ada yang baik dan ada yang buruk. Nah, masa lalu yang buruk ini semestinya jangan menjadi beban, tetapi jadikanlah itu suatu pengalaman dan pelajaran kehidupan.

Saya ingin mengingatkan kepada kita semua, tentang sabda Nabi Muhammad SAW, yang sudah sejak awal memberikan nasihat, agar kita MENJAGA LIMA HAL, SEBELUM DATANG LIMA HAL lainnya, yang menjadi KEBALIKANNYA, sebagai berikut:

Masa muda, sebelum datangnya masa tua.

Kesehatan, sebelum sakit.

Kekayaan, sebelum kekurangan.

Waktu luang, sebelum kesempitan.

Kehidupan, sebelum kematian.

Nah, sebagian dari kita ini, lebih sering dan selalu berteriak meminta pertolongan ALLAH, ketika diperlihatkan SEDIKIT SAJA KESUSAHAN yang sebenarnya telah mereka buat sendiri. Tetapi mereka ini biasanya dengan cepat kembali DURHAKA kepada ALLAH, jika keadaan mulai membaik!

Dalam keadaan sulit, mereka yang mudah mengeluh ini seakan-akan bisa menghargai setiap nikmat ALLAH sekecil apa pun. Tetapi, saat mereka sedang berada di dalam gelimang harta, kesuksesan, kelihatan memejamkan matanya dari mereka yang butuh bantuannya, bahkan bisa saja mereka menari-nari di atas penderitaan orang lain. Mudah sekali menghamburkan uang untuk berfoya-foya, bahkan berbuat maksiat!

Na'udzubillah tsumma na'udzubillah.

Saya kutipkan dari Al-Qur'an, surat Yunus ayat 12, sebagai berikut:

"Dan, apabila kesusahan menimpa manusia, dia berdo'a kepada Kami, di waktu berbaring atau di waktu duduk atau di waktu berdiri. Tetapi setelah Kami hilangkan kesusahan itu daripadanya, dia berlalu seolah-olah tidak pernah berdo'a kepada Kami mengenai kesusahan yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik, apa yang mereka kerjakan."

Anda simak ayat suci di atas, itu sebenarnya ALLAH menunjukkan kepada kita, bagaimana sebaiknya bersikap terhadap kehidupan, yang jelas-jelas milik ALLAH SWT ini. Oleh sebab itu, seharusnya kita semua menyadari bahwa memang semestinya dalam menjalani kehidupan ini, kita harus memiliki pedoman dan tuntunan hidup, yang akan mengarahkan dan membimbing hidup kita secara benar, sebagaimana keinginan ALLAH.

Berbagai permasalahan hidup, kesulitan, ataupun kesusahan yang terjadi…bisa jadi itu disebabkan oleh kita, yang telah berjalan tidak sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh ALLAH, seperti yang digariskan di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Kalau kita mau menggunakan pedoman dari ALLAH dan Rasul-NYA ini, maka semua hal apapun itu: keberkahan, keberlimpahan, atau pun kesusahan, kesulitan, penderitaan, dan berbagai permasalahan dalam kehidupan; maka semuanya akan kita kembalikan lagi kepada Sang Maha Segalanya, ALLAH SWT, Sang Pemilik Kehidupan ini.

Sehingga dengan demikian, kita menjadi sangat percaya, bahwa ALLAH pasti selalu berkehendak yang terbaik untuk hamba-hamba-NYA. ALLAH pasti selalu memudahkan, bukan mempersulit. Sehinga, apa pun yang terjadi…pasti untuk kebaikan kita sendiri. Di setiap kejadian, pasti selalu ada maksud baik dari ALLAH. Oleh sebab itu, apa pun yang terjadi, pasti patut untuk selalu disyukuri.

Satu sikap yang harus kita miliki adalah selalu berbaik sangka kepada ALLAH. Berbaik sangka lah kepada ALLAH. Ingatlah sabda Nabi, bahwa ALLAH itu sebagaimana yang diprasangkakan oleh hamba-NYA. Renungkanlah kehidupan Anda, dan koreksilah dengan jujur. Kebanyakan dari kita, sangat jarang menggali penyebab kesulitan, kesusahan atau berbagai problem kehidupan dari dalam diri kita sendiri. Kebanyakan dari kita, lebih senang menyalahkan orang lain atau bahkan menyalahkan ALLAH.

Astaghfirullaahal'adzim.

Nah, sedikit uraian pengalaman saya dalam memberikan wawasan kesadaran kepada para client, sahabat-sahabat, dan saudara-saudara yang pernah datang kepada saya, sebagaimana di atas ini, semoga bisa memberikan manfaat bagi Anda yang membacanya.

Kita memang boleh saja mengeluh, tetapi adalah lebih baik lagi…SEBELUM MENGELUH, HENDAKNYA KITA BERSYUKUR TERLEBIH DULU. Rasakanlah dan terimalah dengan penuh syukur dan ikhlas, berbagai karunia Ilahi yang telah kita terima. Anda bisa hidup sampai sekarang ini saja sudah merupakan suatu karunia Ilahi yang tidak bisa diukur nilainya.

Jika Anda berdo'a memohon sesuatu kepada ALLAH SWT, sebaiknya bersyukurlah lebih dulu, berterima kasihlah terlebih dulu, pujilah terlebih dulu Dzat Yang Maha Dahsyat, ALLAH… baru kemudian Anda boleh mengeluhkan apa pun, dan meminta yang Anda inginkan agar ALLAH memberikan pertolongan-NYA kepada Anda. Inilah ETIKA BERDO'A yang disukai oleh ALLAH SWT. Jangan berdo'a dengan hanya mengeluh, meminta atau bahkan protes karena Anda merasa belum diberikan ALLAH keberlimpahan hidup.

Belajarlah dari kehidupan yang Anda jalani ini. BERSYUKURLAH LEBIH DULU, BARU BOLEH MENGELUH kepada ALLAH SWT.

Labels:


Photobucket - Video and Image Hosting

Thursday, May 15, 2008
Mencari Cinta Sejati

Artikel dari Ustadz Joban

Bertepuk sebelah tangan sahaja tidak akan berbunyi.
Bercinta dengan yang tidak mencintai, akan menyebabkan seseorang itu kecewa.
Itulah lumrahnya apabila bercinta dengan manusia.
Sebaliknya bercinta dengan Allah, cinta kita pasti akan berbalas.
Bahkan ia diberi penghargaan dan disambut dengan baik.
Cinta Allah yang Maha Pencinta tidak memilih siapa, rupa, gaya dan bagaimana keadaannya. Cinta yang tidak pernah luput walau sesaat malahan terus berkekalan.


Berbeza dengan manusia yang hanya cinta pada yang disukai dan diminati.
Cintanya pula bermusim dan tidak kekal.
Sewaktu disenangi dicintai, bila jemu atau benci tidak lagi dicintai malah ditinggalkan.
Cinta manusia juga terbatas dan ada kepentingan.
Isteri cintakan suami kerana suami tempatnya bergantung.
Ibu mencintai anak kerana anak itulah penghiburnya di kala sunyi.
Kawan menyayangi kawan kerana dapat berkongsi merasai senang susahnya hidup.
Pengikut sayangkan ketua kerana ketua menjadi penaungnya.

Namun Allah yang Maha Pencipta mencintai hamba-hambanya tanpa ada kepentingan.
Allah hanya melebihkan kecintaanNya kepada orang-orang yang mencintaiNya.
Allah akan murka kepada orang yang mengingkariNya.
Cinta Seindah Yang Diucap.

Semua orang boleh mengaku dan berikrar bahawa dia mencintai Allah.
Tapi tindak-tanduknya dapat mencerminkan apakah dia benar-benar mencintaiNya.
Allah sendiri lebih tahu siapakah diantara hambaNya yang benar-benar mencintaiNya.
Orang yang benar-benar mencintai Allah sanggup berbuat apa sahaja keranaNya.
Tanda seseorang itu mencintai Allah ialah dia beriman kepada Allah.
Dia berkasih sayang dengan sesama manusia dan saling bersilaturrahim.

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang sabar."(Surah Ali Imran ayat 146)

"Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan."(Surah Ali-Imran ayat 134
)

Sekuntum Mawar Hafizah

Labels:


Photobucket - Video and Image Hosting

Saturday, May 10, 2008
The Test and Surah Al-Waqi'ah


Sudah beberapa lama ini banyak musibah menimpa dimana-mana; warga pengajian Assyifa tak luput diuji kesabarannya oleh yang Maha Kuasa.
Beberapa ujian berupa datangnya tamu tak diundang, meninggalnya orangtua tercinta dan dampak inflasi ekonomi.
Dampak inflasi terlihat dalam beberapa bulan yang lalu seperti kenaikan BBM yang cukup tinggi hingga mempengaruhi harga sandang pangan dan sektor pelayanan. Belum lagi berakhir, stock penyediaan beras di Seattle sudah menipis, harga beras hampir 1.5 kali lipat. Di beberapa toko, tiap keluarga dibatasi hanya untuk membeli 3-4 karung beras. May Allah give us strength and patience in this situation.

Memang kita tengah diuji dengan bermacam cara, maka untuk pengajian kali ini Pak Ustadz mempunyai agenda acara pembacaan ta'ziah untuk wafatnya ayahanda Inasz, Said Mohammad Salleh dan ibunda Mba Ika, Ibu Sumini. Materi pengajian mengenai Tafseer Surah Al-Waqiah (the description of Jannah).

Teringat disalah satu postingan pak Ustad di milis mengenai surah Al-Waqiah:
Diriwayatkan oleh Al-Hafizd Ibn Asakir dari Abi Dzibyah yang berkata: “Ketika Abdullah bin Masud (RA) dalam keadaan sakit dan saat-saat menjelang kematiannya, Uthman bin Affan (RA) berkunjung kepadanya dan berkata: “Apa yang kemu keluhkan? “Dosa-dosaku” jawab Ibn Masu’d. Apa yang kamu dambakan? Kata Sayidina Uthman. Ibn Masu’d menjawab: “Rahmat Tuhanku.” “Tidakkah engkau mau aku memberikan sesuatu untukmu? Ibn Masu’d menjawab: “Aku tidak perlu apa-apa dari hartamu.” Uthman berkata: “Biarkan untuk anak-anak perempuanmu setelah kamu (meninggal). “Apakah kamu takut anak-anak perempuanku menjadi miskin? (Jangan takut) aku sudah memerintahkan kepada mereka agar supaya membaca surat Al-Waqi’ah setiap malam. Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa membaca surat Al-Waqi’ah setiap malam tidak akan terkena kefakiran atau kemiskinan sama sekali.” Jawab Ibn Masu’d. “
Maka sejak itu Abu Dzibyah (yang meriwatkan Hadith diatas) tidak pernah meniggalkannya setiap malam.
Mari mulai hari ini kita ajarkan anak-anak kita untuk menghafal surat al-Baqarah

Berikut ada tambahan du'a dari Ustadz:
Allahumma ini astau diuka fi ahli, wamali
(O Allah, I leave my family and property under your protection)



Pengajian bulan ini cukup padat acaranya; setelah ceramah Ustadz ada dua guest speakers yang berbicara dengan topik yang hampir sama yaitu penuh kesabaran dan terus berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam menghadapi cobaan.

No comments: