Monday, July 21, 2008

Ahmad Said Joban mempopulerkan khasiat jus kurma

Coba Kurma untuk Sembuhkan DB

Health News
Mon, 01 Oct 2007 10:00:00 WIB

Kurma mudah dijumpai di bulan puasa. Tak sekedar menjaga tradisi yang diriwayatkan turun-temurun, orang memilih kurma karena kandungan gizi dan khasiatnya. Antara lain untuk mempercepat pemulihan kondisi saat sakit demam berdarah.

Ketika penyakit demam berdarah (DB) menyerang warga Jakarta beberapa waktu lalu, banyak orang mencari kurma. Meski belum ada penelitian ilmiah tentang khasiat buah itu untuk menyembuhkan DB, berbagai pengakuan empiris yang bermunculan menyebutkan, kurma yang telah diolah menjadi jus mampu meningkatkan kadar trombosit secara signifikan.

Karena itu, banyak orang yang keluarganya terkena DB tergerak untuk mencari jus kurma. Adalah Ahmad Said Joban, seorang pemilik toko buku di Bandung, yang mempopulerkan khasiat jus kurma tersebut.

Pads tahun 2005, seorang besan Said, panggilan akrabnya, terserang DB. Said ingat, bila ia menderita sakit saat masih kecil, semisal sakit panas, orangtuanya selalu mengobatinya dengan buah kurma.

"Karena waktu itu belum ada blender atau juicer, kurma cukup direndam di air hangat selama beberapa saat lalu dikocok-kocok. Air seduhan itu yang kemudian saya minum," tutur Said.

Seperti ditugaskan untuk terus melakukan percobaan, setelah besannya sembuh dari DB berkat jus kurma yang ia berikan, berturut-turut menantu, keponakan, sepupu, dan paman Said juga menderita DB. Ada tujuh orang kerabat dekatnya yang terserang DB den semuanya cepat pulih kondisinya berkat jus kurma yang ia berikan.

"Yang trombositnya cuma 9 ribu, setelah minum jus kurma naik hingga 140 ribu," kata Said kepada GHS.

Pengalaman menarik tersebut dituturkan Said ke koran setempat. Sambutan ternyata luar biasa. Telepon di rumah dan tokonya tak berhenti berdering dari orang-orang yang bertanya tentang resep, atau minta dibuatkan jus kurma. Tak sedikit pula orang yang datang langsung ke tokonya dengan keperluan serupa.

"Selain membuka usaha toko buku, terus terang saya memang sudah lama berdagang buah kurma. Kurma banyak yang meminta, belakangan saya jugs menjual jus karma," ungkapnya.

Wartawan-wartawan yang kemudian mewawancarainya mengusulkan agar Said mendata jumlah orang yang bertanya soal jus kurma, baik yang melalui telepon maupun yang datang langsung. Maklum, setelah ia bercerita lewat koran, dan kemudian menyebarkan resepnya lewat milis di Internet, banyak yang menelepon untuk mengucapkan terima kasih karena resep jus kurmanya terbukti manjur.

"Kesaksian mereka saya catat dalam buku. Jumlahnya sudah banyak, sekitar seribu orang. Banyak di antara mereka yang kemudian jadi pelanggan kurma yang saya jual," ujarnya.

Di Jakarta, cerita Said bisa dikonfirmasi ke toko yang menjual kurma pilihan, misalnya di toko Bateel di Senayan City atau Mediterranean Products, Pasar Festival, Kuningan. Di kedua toko itu, berbagai produk kurma dalam bentuk sirop laris manis diborong orang.

"Sirop kurma bisa menaikkan trombosit dengan cepat. Sudah banyak orang yang membuktikan manfaat ini," kata Tania Walls, pengelola toko Bateel.

Gula Darah Turun

Said memang punya darah pedagang. Nah, sejak dagangannya terbukti berkhasiat bagi kesehatan, ia semakin rajin berkonsultasi dan bertukar-pikiran tentang kurma dengan dokter, ahli gizi, den ahli kesehatan. Ditunjang oleh pengetahuannya tentang bumbu-bumbu dapur yang lazim digunakan di Timur Tengah, Said coba menggali lebih dalam lagi potensi kurma untuk penyembuhan penyakit.

Selain DB, sejauh ini Said sudah mencoba memanfaatkan khasiat kurma untuk gangguan pencernaan, meningkatkan hemoglobin (HB), dan menurunkan kadar gula darah.”Teman saya, seorang dokter, sudah mencoba ramuan saya, kurma yang ditambah lada hitam dan bumbu-bumbu lain. Gula darahnya yang semula di atas 400, turun sampai di bawah 200," tutur Said.

Diceritakan, selain yang dikonsumsi begitu saja tanpa campuran guna menyembuhkan penyakit tertentu, ada pula yang harus dicampur ramuan untuk penyembuhan penyakit lain. Lebih dari itu, ada pula jenis-jenis kurma tertentu yang berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit tertentu, sayangnya tidak berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit lain.

"Ada jenis kurma yang pas untuk mereka yang diabetes maupun bermasalah dengan pencernaannya. Harganya relatif murah daripada kurma biasa. Tinggal kita mau pilih yang mana," sebutnya.

Kurma yang cocok untuk diabetesi adalah jenis Nagal. Kurma jenis ini agak sedikit lonjong daripada kurma biasa, dan rasanya sedikit pahit. Harganya murah, berkisar Rp 14 ribu per kg. Karena tidak ada aturan pastinya, menurut Said, konsumsi kurma jenis ini sebaiknya tak lebih dari sepuluh butir per hari saat berbuka maupun sahur.

Bagi mereka yang mengalami gangguan lambung atau maag dapat memilih jenis Fard. Ciri khasnya, warna buah hitam dan rasanya lebih pahit daripada Nagal. Harganya lebih mahal, yakni Rp 20 ribu per kg.

Di pasar Tanah Abang jika bulan Ramadan tiba tidaklah terlalu susah mencari kedua jenis kurma ini. Sayangnya, ketika GHS mendatangi beberapa toko kurma di sana dua hari menjelang puasa, beberapa penjual mengaku belum mendapat pasokan kurma tersebut, yang memang harus diimpor langsung dari Uni Emirat Arab.

Gulanya Mudah Dicerna

Selain dalam bentuk buah matang, kurma bisa dinikmati dalam berbagai olahan, mulai dari jus, biskuit, selai, hingga madu untuk campuran susu. Olahan kurma kini mudah dijumpai di pasaran.

Menurut Ahmad Said Joban, setiap 100 gram kurma mengandung kalsium 52 mg, iron 1,2 mg, magnesium 50 mg, fosfor 60 mg, potasium 667 mg, sodium 13 mg, klorida 271 mg, sulfur 14,7 mg, manganese 4,9 mg, copper 2,4 mg, zinc 1,2 mg, dan cobalt 1,9 mg. Juga vitamin A 90 IU, thiamin B1 93 mg, ripovlavine B2 144 mg, biotin 4,4 mkg, asam folio 5,4 mkg, niacin 2,0 mg, asam askorbat 6,1 mg, glukosa 38,5 gr, fruktosa 35,5 gr, gula jenis lain 3,4 gr, protein 2,35 gr, lemak 0,43 gr, dan energi 323.

Kandungan gulanya sebagian besar merupakan gula monosakarida, sehingga mudah dicerna tubuh, antara lain glukosa dan fruktosa. Pada varietas kurma tertentu, juga terdapat gula sukrosa. Kandungan gula pada kurma sangat tinggi, sekitar 70 persen, yaitu 70-73 gram per 100 gram

Penyerapan gula kurma di dalam tubuh cukup cepat, sekitar 45-60 menit, dibandingkan dengan penyerapan pati pada nasi yang memerlukan waktu berjam-jam. Itulah sebabnya kurma merupakan makanan yang sangat baik untuk berbuka puasa karena dapat menyuplai asupan energi secara cepat.

Serat pangan yang terkandung dalam kurma cukup besar, sekitar 2,2 gram per 100 gram. Serat bermanfaat menurunkan kadar kolesterol dalam darah dengan menghambat penyerapan lemak atau kolesterol di dalam usus besar, sehingga kolesterol dalam darah tidak meningkat.

Kehadiran serat ini baik untuk mengatasi sembelit. Dengan tekstur serat yang cukup halus, kurma aman untuk lambung yang sensitif atau penderita radang usus. Sebagaimana pangan nabati lainnya, kurma tidak mengandung kolesterol.

Kurma mengandung lemak baik yang bermanfaat bagi kesehatan. Kekhawatiran menjadi gemuk karena kurma tidaklah beralasan. Kehadiran lemak ini bermanfaat bagi penyerapan vitamin A, D, E, dan K, yang juga terdapat di dalam kurma.

Untuk membuat jus, Anda cukup menyediakan buah kurma kurang lebih 200 gram atau sesuai selera. Blender kurma dengan air sampai halus. Sebaiknya pilih kurma yang lunak agar mudah diblender. Minum saat berbuka dan sahur untuk memastikan stamina Anda terjaga sepanjang hari.

Sumber: CBN Portal

Friday, July 18, 2008

Artikel Ami Mamat Joban



Artikel dari Ustad Joban
Wednesday, May 28, 2008,diambil dari : assyifa.blogspot.com
Manusia yang Mengeluh


MENGELUH, sebenarnya memang sifat alami manusia, sangat manusiawi, dan diperbolehkan… tidak ada larangan untuk mengeluh! Tetapi, seringkali diantara kita ini, sebagian besar TIDAK MAU BELAJAR dari pengalaman kesulitannya. Semua orang pasti punya masa lalu, ada yang baik dan ada yang buruk. Nah, masa lalu yang buruk ini semestinya jangan menjadi beban, tetapi jadikanlah itu suatu pengalaman dan pelajaran kehidupan.

Saya ingin mengingatkan kepada kita semua, tentang sabda Nabi Muhammad SAW, yang sudah sejak awal memberikan nasihat, agar kita MENJAGA LIMA HAL, SEBELUM DATANG LIMA HAL lainnya, yang menjadi KEBALIKANNYA, sebagai berikut:

Masa muda, sebelum datangnya masa tua.

Kesehatan, sebelum sakit.

Kekayaan, sebelum kekurangan.

Waktu luang, sebelum kesempitan.

Kehidupan, sebelum kematian.

Nah, sebagian dari kita ini, lebih sering dan selalu berteriak meminta pertolongan ALLAH, ketika diperlihatkan SEDIKIT SAJA KESUSAHAN yang sebenarnya telah mereka buat sendiri. Tetapi mereka ini biasanya dengan cepat kembali DURHAKA kepada ALLAH, jika keadaan mulai membaik!

Dalam keadaan sulit, mereka yang mudah mengeluh ini seakan-akan bisa menghargai setiap nikmat ALLAH sekecil apa pun. Tetapi, saat mereka sedang berada di dalam gelimang harta, kesuksesan, kelihatan memejamkan matanya dari mereka yang butuh bantuannya, bahkan bisa saja mereka menari-nari di atas penderitaan orang lain. Mudah sekali menghamburkan uang untuk berfoya-foya, bahkan berbuat maksiat!

Na'udzubillah tsumma na'udzubillah.

Saya kutipkan dari Al-Qur'an, surat Yunus ayat 12, sebagai berikut:

"Dan, apabila kesusahan menimpa manusia, dia berdo'a kepada Kami, di waktu berbaring atau di waktu duduk atau di waktu berdiri. Tetapi setelah Kami hilangkan kesusahan itu daripadanya, dia berlalu seolah-olah tidak pernah berdo'a kepada Kami mengenai kesusahan yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik, apa yang mereka kerjakan."

Anda simak ayat suci di atas, itu sebenarnya ALLAH menunjukkan kepada kita, bagaimana sebaiknya bersikap terhadap kehidupan, yang jelas-jelas milik ALLAH SWT ini. Oleh sebab itu, seharusnya kita semua menyadari bahwa memang semestinya dalam menjalani kehidupan ini, kita harus memiliki pedoman dan tuntunan hidup, yang akan mengarahkan dan membimbing hidup kita secara benar, sebagaimana keinginan ALLAH.

Berbagai permasalahan hidup, kesulitan, ataupun kesusahan yang terjadi…bisa jadi itu disebabkan oleh kita, yang telah berjalan tidak sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh ALLAH, seperti yang digariskan di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Kalau kita mau menggunakan pedoman dari ALLAH dan Rasul-NYA ini, maka semua hal apapun itu: keberkahan, keberlimpahan, atau pun kesusahan, kesulitan, penderitaan, dan berbagai permasalahan dalam kehidupan; maka semuanya akan kita kembalikan lagi kepada Sang Maha Segalanya, ALLAH SWT, Sang Pemilik Kehidupan ini.

Sehingga dengan demikian, kita menjadi sangat percaya, bahwa ALLAH pasti selalu berkehendak yang terbaik untuk hamba-hamba-NYA. ALLAH pasti selalu memudahkan, bukan mempersulit. Sehinga, apa pun yang terjadi…pasti untuk kebaikan kita sendiri. Di setiap kejadian, pasti selalu ada maksud baik dari ALLAH. Oleh sebab itu, apa pun yang terjadi, pasti patut untuk selalu disyukuri.

Satu sikap yang harus kita miliki adalah selalu berbaik sangka kepada ALLAH. Berbaik sangka lah kepada ALLAH. Ingatlah sabda Nabi, bahwa ALLAH itu sebagaimana yang diprasangkakan oleh hamba-NYA. Renungkanlah kehidupan Anda, dan koreksilah dengan jujur. Kebanyakan dari kita, sangat jarang menggali penyebab kesulitan, kesusahan atau berbagai problem kehidupan dari dalam diri kita sendiri. Kebanyakan dari kita, lebih senang menyalahkan orang lain atau bahkan menyalahkan ALLAH.

Astaghfirullaahal'adzim.

Nah, sedikit uraian pengalaman saya dalam memberikan wawasan kesadaran kepada para client, sahabat-sahabat, dan saudara-saudara yang pernah datang kepada saya, sebagaimana di atas ini, semoga bisa memberikan manfaat bagi Anda yang membacanya.

Kita memang boleh saja mengeluh, tetapi adalah lebih baik lagi…SEBELUM MENGELUH, HENDAKNYA KITA BERSYUKUR TERLEBIH DULU. Rasakanlah dan terimalah dengan penuh syukur dan ikhlas, berbagai karunia Ilahi yang telah kita terima. Anda bisa hidup sampai sekarang ini saja sudah merupakan suatu karunia Ilahi yang tidak bisa diukur nilainya.

Jika Anda berdo'a memohon sesuatu kepada ALLAH SWT, sebaiknya bersyukurlah lebih dulu, berterima kasihlah terlebih dulu, pujilah terlebih dulu Dzat Yang Maha Dahsyat, ALLAH… baru kemudian Anda boleh mengeluhkan apa pun, dan meminta yang Anda inginkan agar ALLAH memberikan pertolongan-NYA kepada Anda. Inilah ETIKA BERDO'A yang disukai oleh ALLAH SWT. Jangan berdo'a dengan hanya mengeluh, meminta atau bahkan protes karena Anda merasa belum diberikan ALLAH keberlimpahan hidup.

Belajarlah dari kehidupan yang Anda jalani ini. BERSYUKURLAH LEBIH DULU, BARU BOLEH MENGELUH kepada ALLAH SWT.

Labels:


Photobucket - Video and Image Hosting

Thursday, May 15, 2008
Mencari Cinta Sejati

Artikel dari Ustadz Joban

Bertepuk sebelah tangan sahaja tidak akan berbunyi.
Bercinta dengan yang tidak mencintai, akan menyebabkan seseorang itu kecewa.
Itulah lumrahnya apabila bercinta dengan manusia.
Sebaliknya bercinta dengan Allah, cinta kita pasti akan berbalas.
Bahkan ia diberi penghargaan dan disambut dengan baik.
Cinta Allah yang Maha Pencinta tidak memilih siapa, rupa, gaya dan bagaimana keadaannya. Cinta yang tidak pernah luput walau sesaat malahan terus berkekalan.


Berbeza dengan manusia yang hanya cinta pada yang disukai dan diminati.
Cintanya pula bermusim dan tidak kekal.
Sewaktu disenangi dicintai, bila jemu atau benci tidak lagi dicintai malah ditinggalkan.
Cinta manusia juga terbatas dan ada kepentingan.
Isteri cintakan suami kerana suami tempatnya bergantung.
Ibu mencintai anak kerana anak itulah penghiburnya di kala sunyi.
Kawan menyayangi kawan kerana dapat berkongsi merasai senang susahnya hidup.
Pengikut sayangkan ketua kerana ketua menjadi penaungnya.

Namun Allah yang Maha Pencipta mencintai hamba-hambanya tanpa ada kepentingan.
Allah hanya melebihkan kecintaanNya kepada orang-orang yang mencintaiNya.
Allah akan murka kepada orang yang mengingkariNya.
Cinta Seindah Yang Diucap.

Semua orang boleh mengaku dan berikrar bahawa dia mencintai Allah.
Tapi tindak-tanduknya dapat mencerminkan apakah dia benar-benar mencintaiNya.
Allah sendiri lebih tahu siapakah diantara hambaNya yang benar-benar mencintaiNya.
Orang yang benar-benar mencintai Allah sanggup berbuat apa sahaja keranaNya.
Tanda seseorang itu mencintai Allah ialah dia beriman kepada Allah.
Dia berkasih sayang dengan sesama manusia dan saling bersilaturrahim.

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang sabar."(Surah Ali Imran ayat 146)

"Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan."(Surah Ali-Imran ayat 134
)

Sekuntum Mawar Hafizah

Labels:


Photobucket - Video and Image Hosting

Saturday, May 10, 2008
The Test and Surah Al-Waqi'ah


Sudah beberapa lama ini banyak musibah menimpa dimana-mana; warga pengajian Assyifa tak luput diuji kesabarannya oleh yang Maha Kuasa.
Beberapa ujian berupa datangnya tamu tak diundang, meninggalnya orangtua tercinta dan dampak inflasi ekonomi.
Dampak inflasi terlihat dalam beberapa bulan yang lalu seperti kenaikan BBM yang cukup tinggi hingga mempengaruhi harga sandang pangan dan sektor pelayanan. Belum lagi berakhir, stock penyediaan beras di Seattle sudah menipis, harga beras hampir 1.5 kali lipat. Di beberapa toko, tiap keluarga dibatasi hanya untuk membeli 3-4 karung beras. May Allah give us strength and patience in this situation.

Memang kita tengah diuji dengan bermacam cara, maka untuk pengajian kali ini Pak Ustadz mempunyai agenda acara pembacaan ta'ziah untuk wafatnya ayahanda Inasz, Said Mohammad Salleh dan ibunda Mba Ika, Ibu Sumini. Materi pengajian mengenai Tafseer Surah Al-Waqiah (the description of Jannah).

Teringat disalah satu postingan pak Ustad di milis mengenai surah Al-Waqiah:
Diriwayatkan oleh Al-Hafizd Ibn Asakir dari Abi Dzibyah yang berkata: “Ketika Abdullah bin Masud (RA) dalam keadaan sakit dan saat-saat menjelang kematiannya, Uthman bin Affan (RA) berkunjung kepadanya dan berkata: “Apa yang kemu keluhkan? “Dosa-dosaku” jawab Ibn Masu’d. Apa yang kamu dambakan? Kata Sayidina Uthman. Ibn Masu’d menjawab: “Rahmat Tuhanku.” “Tidakkah engkau mau aku memberikan sesuatu untukmu? Ibn Masu’d menjawab: “Aku tidak perlu apa-apa dari hartamu.” Uthman berkata: “Biarkan untuk anak-anak perempuanmu setelah kamu (meninggal). “Apakah kamu takut anak-anak perempuanku menjadi miskin? (Jangan takut) aku sudah memerintahkan kepada mereka agar supaya membaca surat Al-Waqi’ah setiap malam. Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa membaca surat Al-Waqi’ah setiap malam tidak akan terkena kefakiran atau kemiskinan sama sekali.” Jawab Ibn Masu’d. “
Maka sejak itu Abu Dzibyah (yang meriwatkan Hadith diatas) tidak pernah meniggalkannya setiap malam.
Mari mulai hari ini kita ajarkan anak-anak kita untuk menghafal surat al-Baqarah

Berikut ada tambahan du'a dari Ustadz:
Allahumma ini astau diuka fi ahli, wamali
(O Allah, I leave my family and property under your protection)



Pengajian bulan ini cukup padat acaranya; setelah ceramah Ustadz ada dua guest speakers yang berbicara dengan topik yang hampir sama yaitu penuh kesabaran dan terus berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam menghadapi cobaan.

ABDULLAH JOBAN KOORDINASI PENGESAHAN PERDA ANTI MAKSIAT


Selasa, 11/09/2007

PURWAKARTA (SINDO) – Sebanyak 1.500 massa gabungan beberapa ormas Islam berunjuk rasa di Kantor Pemkab Purwakarta, Jalan Gandanegara, kemarin. Massa menilai Pemkab Purwakarta, tak maksimal dalam upaya memberantas kemaksiatan.

Ormas Islam yang ikut dalam unjuk rasa itu, yakni Majelis Ulama Indonesia (MUI), Forum Ulama Indonesia (FUI), Front Pembela Islam (FPI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI),Corp Muballigh Purwakarta (CMP), Nahdatul Ulama (NU), Persatuan Islam (Persis), dan sejumlah santri dari beberapa pondok pesantren (ponpes). Koordinator aksi KH Abdullah AS Joban mengatakan,DPRD Purwakarta harus segera mengesahkan Raperda Antikemaksiatan menjadi perda, paling lambat Ramadan 2007 ini. ”Masak tiga tahun membahas sebuah aturan hukum tidak kelar-kelar.

Kami mendesak agar payung hukum itu sudah terbit menjadi perda, paling lambat Ramadan ini,”kata Joban. Setelah berorasi selama dua jam, tepat pukul 11.00 WIB, Bupati Lily Hambali Hasan didampingi Sekda Dudung Bachdar Supardi bersedia menemui pengunjuk rasa. Lily menegaskan, pihaknya akan menindak tegas siapa pun yang mengganggu ketertiban di bulan Ramadan. ”Untuk raperda, secara intensif kami tengah bahas dengan dewan, agar Ramadan ini bisa disahkan,” tegas Lily. (asep supiandi)




Ribuan Ormas Islam Kepung Kantor Bupati Purwakarta
(sumber dari : www.klik-galamedia.com)

PURWAKARTA, (GM).-


Ribuan umat Islam yang tergabung dalam Forum Ulama Indonesia (FUI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Front Pembela Islam (FPI), Hizbut Tahrir, para santri dari Pondok Pesantren (Pontren) Al Islam, Al Muhajirin, dan Ibnu Sina mengepung Kantor Bupati Purwakarta, Senin (10/9).

Mereka menuntut keseriusan pemkab dan DPRD setempat dalam menangani kemaksiatan di Kabupaten Purwakarta yang berjuluk "Kota Santri". Di depan Kantor Bupati Purwakarta, tokoh ulama dan tokoh ormas Islam Purwakarta melakukan orasi secara bergantian. Mereka menyayangkan belum terbitnya perda antimaksiat di Kab. Purwakarta. Padahal, perda tersebut telah diajukan umat Islam Purwakarta sejak tahun 2004.

Pengasuh Pontren Al Islam, Drs. Jamil Inayatullah, M.M., dalam orasinya mempertanyakan kinerja DPRD Purwakarta yang tidak becus bekerja. Sehingga, perda antimaksiat tersebut hingga saat ini belum bisa diberlakukan di Kab. Purwakarta.

"Kalau perda antimaksiat belum juga tuntas, godok di sini," ujar Jamil seraya menunjukkan sebuah dandang yang diusung dua santri dalam aksi tersebut.

Ketua Laskar FPI DPW Purwakarta, Dadang Sudasi dalam orasinya menyayangkan rusaknya citra Purwakarta, menyusul maraknya praktik prostitusi yang terkesan terang-terangan dan terbuka, serta tidak lagi melihat tempat. "Mereka berani melakukan aksi kemaksiatannya di sekitar masjid agung, yang juga merupakan kompleks rumah dinas Bupati dan Wakil Bupati Purwakarta," ujar Dadang Sudasi.

Drs. K.H. Abdulah A.S. Joban seusai memberikan tausiah, membaca pernyataan sikap ulama, ormas, dan umat Islam Purwakarta, selain meminta keseriusan Pemkab Purwakarta dalam menangani kemaksiatan dengan melakukan penutupan tempat hiburan malam, melarang rumah makan buka di siang hari, merazia minuman keras di toko-toko atau warung-warung, khususnya depot jamu, serta memberantas perjudian, merazia para pelacur/waria, baik yang berada di warung remang-remang maupun di jalanan, khususnya yang ada di Cilodong dan Rawasalem dengan melakukan tindakan hukum serta mengusirnya bila ternyata bukan asli Purwakarta, serta mendesak DPRD Purwakarta untuk mengesahkan raperda antimaksiat pada bulan suci Ramadan.

Imbauan

Menanggapi hal itu, Bupati Purwakarta, H. Lily Hasan mengungkapkan, pihaknya sebelumnya telah membuat surat edaran berupa imbauan kepada para pengusaha dan pengeloa rumah makan dan tempat hiburan untuk tidak berjualan di siang hari, serta pemberantasan penyakit masyarakat.

Selain itu, Pemkab Purwakarta juga telah membuka posko pengaduan pengamanan Ramadan (P3R), bertujuan memberantas segala bentuk penyakit masyarakat yang berpotensi mengganggu kekhusyukan dan kekhidmatan beribadah puasa. Posko ini tersebar di Kantor Pemkab Purwakarta, polres, Depag, dan Gedung Dakwah Purwakarta. (kus)**

UST. ABDULLAH JOBAN : PERDA ANTI MAKSIAT HARGA MATI !



Ormas Deadline Sebelum Lebaran
Jum'at, 05/10/2007

PURWAKARTA(SINDO) – Empat organisasi massa islam (ormas) men-deadline DPRD PURWAKARTA, untuk mengesahkan Raperda Antimaksiat sebelum Lebaran.

Melalui surat bernomor 22/B/FU-01/2007 tertanggal 3 Oktober 2007 itu, Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Forum Ulama Indonesia (FUI), Corp Mubaligh Purwakarta (CMP),dan Front Pembela Islam (FPI) mendesak agar dewan segera menuntaskan pekerjaannya dalam membuat payung hukum.

Menurut Ketua FUI KH Abdullah AS Joban, Perda Antimaksiat menjadi keharusan dan tidak bisa ditawar-tawar lagi.Beragam realita yang melatarbelakangi potret buram Purwakarta harus menjadi pijakan. Pihaknya sudah merangkum beberapa peristiwa, seperti kegiatan striptease di Kec Jatiluhur pada 2004, dan setahun kemudian terulang di Hotel Plaza,Kec Bungur Sari.

”Tidak sebatas itu, peredaran miras, narkoba, serta prostitusi sudah sangat memprihatinkan. Karena itu, kami memandang perlu secepatnya ada payung hukum yang jelas. Dengan demikian, semua kegiatan berbau maksiat itu bisa diberantas. Kami juga memaklumi pemerintah terkesan mandul berbuat,karena memang tidak ada dasar hukumnya,”ungkap Joban, kemarin. Surat yang mereka kirimkan itu, lanjutnya, merupakan sebuah sikap tegas dari ormas Islam. Sebab, belakangan ini pihaknya mengendus aroma tak sedap dari Gedung DPRD.

Terindikasi ada sebuah skenario pengunduran pengesahan raperda hingga lewat Lebaran. Bahkan diundur hingga 2008, dengan alasan pekerjaan dewan sangat menumpuk pada akhir tahun. Menanggapi hal itu, Ketua Komisi IV DPRD Purwakrta Pardjo Soeseno membenarkan bahwa pihaknya telah menerima surat dari sejumlah ormas Islam. Politisi yang juga Wakil Ketua DPD Golkar itu berjanji segera memenuhi desakan para alim ulama sebelum Lebaran nanti. (asep supiandi)


JUS KURMA,OBAT DEMAM BERDARAH

ABAH SAID JOBAN MENANGGULANGI PENYAKIT DEMAM BERDARAH



Semakin banyaknya wabah Demam Berdarah menambah daftar panjang musibah bangsa ini,
kita semua prihatin dengan situasi ini.
barangkali pengalaman dibawah ini bisa diterapkan.
Obat Demam berdarah (Pikiran Rakyat Sabtu 10 Feb 2007)

Sekali Lagi Soal Jus Korma

SEHUBUNGAN dengan masih banyaknya telefon pada kami, baik yang mengucapkan terima kasih atas kesembuhannya, maupun yang bertanya perihal cara pembuatan jus korma untuk penyembuhan demam berdarah, maka pada kesempatan ini kami menerangkan tata cara dan takarannya sebagai berikut:

Untuk yang telah positif DBD menurut dokter, ambil 500 gram korma, buang bijinya
lalu diblender dicampur dengan 5 gelas air, sampai lembut. Kemudian minumkan pada penderita setiap jam, satu gelas sampai habis. Insya Allah dengan habisnya jus
korma tadi, trombosit penderita normal kembali.

Itu yang terjadi pada 7 orang keluarga kami dan juga puluhan orang yang
mengucapkan terima kasih pada kami setelah pemuatan pertama di “PR” pada tanggal 25 Januari lalu dari ratusan yang telefon.
Juga alhamdulillah kami telah mengetahui kandungan yang ada pada setiap 100 gram korma. Agar yang lebih berkompeten dapat mempelajari mengapa jus korma mujarab

untuk mengobati demam berdarah, yaitu mineral (calsicum 52mg, iron 1,2 mg,
magnisium 50 mg, phosphorus 60 mg, patassium 667 mg. sodium 13 mg, choride 271 mg, sulphur 14,7 mg, manganese 4,9 mg, copper 2,4 mg, zinc 1,2 mg, cobalt 1,9 mg).
Vitamin: vitamin A 90 IU, Tharmin B1 93 mg, Ripovlavine B2 144 mg, Biotin 4,4
microgram, Folio Acid 5,4 microgram, Niacin 2,0 mg, Ascorbic Acid 6,1 mg, Glucose
38,5 gms, Fructose 35,5 gms, Other Sugars 3,4 gms, Protein 2,35 gms, Fat 0,43 gms.
Energi 323 cal. Demikian yang tertulis dalam dus korma.


Ahmad Said Joban
Jln. A. Yani 862 Bandung
Telf. 022-7274633


Plus surat pembaca dari pikiran rakyat :

DEMAM berdarah sudah merajalela di sekitar kita, hal ini telah menimpa beberapa orang dan keluarga kami. Setelah positif kena demam berdarah, menurut dokter, kami mencoba dengan memberikan jus kurma pada mereka. Alhamdulillah dalam satu hari ternyata keadaannya normal kembali dan ini telah kami coba kepada tujuh orang dari keluarga yang telah positif DB.

Yang terakhir menimpa keponakan saya dan telah 5 hari di RS di Jakarta. Saat itu, menurut dokter dalam keadaan kritis maka malam sewaktu kami datang langsung kami beri jus kurma, ternyata pagi harinya dokter memeriksa merasa kaget, karena dinyatakan sembuh dan diperbolehkan untuk pulang.

Sehubungan dengan itu, sekalipun mungkin belum melalui riset kedokteran, kami hanya membantu bagi keluarga yang terkena demam berdarah untuk mencoba memberi jus kurma, insya Allah dapat menolong kita.

Demikian dari kami barangkali bermanfaat bagi kita dan kepada Redaksi “PR” kami ucapkan terima kasih atas dimuatnya surat ini.

Ahmad Said Joban
Jln. A. Yani
RT 02 RW 03
Bandung 40282
Telf. 022-7274633


sumber : Pikiran Rakyat

JOBAN PERTAHANKAN PESANTREN & MESJID



sumber dari : detiknet.com

Purwakarta
- Masyarakat Kampung Gembong Kel. Sindangkasih Kec./Kab. Purwakarta serta para pedagang Pasar Rebo, menolak rencana pemda untuk memindahkan Pasar Rebo ke kawasan Terminal Simpang. Pasalnya, selain pemindahan itu akan menimbulkan pembongkaran sejumlah bangunan penting, juga akan memberatkan para pedagang sendiri.

Demikian diungkapkan salah seorang tokoh masyarakat Kampung Gembong, Kel. Sindang Kasih, Kec. Purwakarta, K.H. Drs. Abdullah A.S. Joban ketika ditemui di rumahnya, Senin (28/11). "Kalau pemerintah tetap saja memaksakannya, bukan tak mungkin kami akan melakukan unjuk rasa keprihatinan atas sikap sentimen politik pemerintah itu," tandasnya.

Terlebih, lanjutnya, Pemkab Purwakarta hingga saat ini sama sekali belum melakukan dialog dengan masyarakat secara langsung mengenai rencana tersebut. Jika pemda tetap saja memaksakan kehendaknya untuk memindahkan Pasar Rebo ke kawasan Terminal Simpang tanpa melihat kepentingan masyarakat sekitar, pihaknya tak segan-segan akan melakukan aksi unjuk rasa keprihatinan atas sikap otoriter pemerintah tersebut.

Menurutnya, sejumlah bangunan penting yang terancam pembongkaran, seperti Masjid Jami Al-Ikhlas milik warga di RW 15, sekolah SLB dan SD. Termasuk lapangan olah raga Yayasan Perguruan Islam "Ibnu Sina" pun akan ikut tergusur. Padahal, letak sekolah itu sangat strategis bisa dijangkau dari segala arah, sehingga sayang bila dipindahkan. Begitu pula dengan pembangunan masjid, hasil jerih payah masyarakat sekitar selama bertahun-tahun.

Lebih jauh ia menjelaskan, penolakan rencana pemindahan Pasar Rebo ke kawasan Terminal Simpang sudah dinyatakan oleh jemaah Masjid Al-Ikhlas serta warga sekitar sekira 600 orang, lengkap dengan membubuhkan tanda tangannya.

Hal itu tercantum dalam surat permohonan dari DKM Masjid Al Ikhlas No. 11/DKM Al-Ikhlas/SP/IX/2005 yang ditujukan kepada Bupati Purwakarta H. Lily Hambali Hasan, M.Si. Demikian pula dengan surat penolakan yang dilayangkan Yayasan Perguruan Islam "Ibnu Sina" Purwakarta.

Sementara itu, H. Sodikin, Ketua Iwapa (Ikatan Warga Pasar) Pasar Rebo, mengatakan, para pedagang Pasar Rebo pun tidak setuju dengan rencana pemerintah itu. Keberatannya karena lokasi pasar tersebut sangat strategis dengan lahan yang cukup luas. ( A-67 )



Lagi, Pedagang Tolak Pembangunan Pasar

( sumber dari : http://www.republika.co.id)

PURWAKARTA-- Puluhan pedagang yang tergabung dalam Ikatan Pedagang Pasar (IWAPA) dan Persatuan Pedagang Pasar Rebo Purwakarta (P3RP), melakukan aksi unjuk rasa di halaman Pasar Simpang, Ahad (1/4). Aksi unjuk rasa itu merupakan bentuk penolakan warga Pasar Rebo terhadap pembangunan Pasar Simpang. Pasaknya, pembangunan pasar itu diduga tidak melalui perencanaan yang matang dan tidak berlandaskan analisis masalah dampak lingkungan (AMDAL).

Dalam orasinya, Ketua P3RP, H Zaenal Mutaqien, mengatakan, pembangunan pasar Gembong atau Pasar Simpang merupakan pembangunan yang dipaksakan oleh Pemkab Purwakarta. Alasannya, biaya pembangunan tersebut tidak dimasukkan dalam APBD 2007.

Selain itu, pemkab juga dinilai memaksakan kehendaknya untuk membangunan, dengan menggunakan jasa pengembang yang kapabilitas dan akuntabilitasnya masih diragukan.

Ketua Forum Umat Islam (FUI) Kab Purwakarta, Abdullah AS Joban, mengatakan, pembangunan Pasar Simpang ini diwarnai oleh tiga unsur. Di antaranya, unsur politik SARA, dan pembantaian ekonomi kerakyatan.

''Dampak buruk yang diakibatkan dari pembangunan ini,di antaranya lingkungan sekitar akan terganggu, karena bau dan kotor. Selain itu, akan timbul kemacetan lalulintas yang lebih parah, karena infrastruktur jalan tidak disiapkan,'' kata Joban. win

Thursday, July 17, 2008

Da’i asal Indonesia spesialis narapidana di Washington, Ustadz Muhammad Awod Joban

Sumber: Majalah Suara Hidayatullah (http://www.hidayatullah.com/)

Islam Bangkit Juga di Penjara-penjara Amerika Dihitung-hitung, sudah hampir 12 tahun Muhammad Awod Joban bergaul erat dengan para narapidana di berbagai penjara negara bagian Washington, Amerika Serikat. Dua belas tahun! Subhaanallaah.
Salah satunya merupakan diantara yang paling angker di seluruh negeri itu, yaitu komplek penjara di pulau McNeil, dekat kota Olympia. Namanya McNeil Island Corrections Center (MICC). Mirip dengan penjara Alcatraz di seberang San Fransisco. Segala jenis penjahat dan gangster sudah pernah dihadapi pria asal Purwakarta, Jawa Barat ini. Agaknya belasan tahun itu hampir tak terasa lamanya, karena pekerjaan da’wah kepada para narapidana begitu dia nikmati. “Sekitar 80% narapidana yang keluar dari penjara akan kembali lagi ke penjara. Kecuali yang Muslim,” kata lelaki kelahiran 2 Juni 1952 ini. Bahkan sampai ia menamatkan studi masternya di Universitas Al-Azhar, Kairo, tahun 1975, pikiran untuk berkonsentrasi di penjara-penjara Amerika belum terbetik sedikitpun di benaknya. Niat awalnya merantau ke Amerika sama dengan banyak orang Indonesia lainnya, melanjutkan sekolah.
Selepas dari universitas tertua di Mesir itu Joban mendapat pekerjaan sebagai penyiar Radio Kairo suara Indonesia selama lima tahun. “Meski disiarkan di Mesir namun siarannya didengar juga oleh masyarakat kita Indonesia,” kenang Joban. Saat asyik siaran radio Joban berjumpa dengan Amien Rais yang sedang melakukan riset untuk tesisnya tentang Al-Ikhwanul Muslimin. “Pak Amien sempat tinggal dua tahun di Kairo dan sering ikut pengajian di sana. Di situlah saya sering ketemu dia. Pak Amien menyarankan saya meneruskan kuliah ke Universitas Chicago (almamaternya Amien Rais),” kenang suami Moeti Amrina ini. Atas saran itu, pada tahun 1989 Joban kemudian hijrah ke Amerika. “Waktu itu saya berencana mengambil PhD di bidang Islamic Studies di Chicago,” kata Joban. Allah berkehendak lain. Sesampai di Amerika, Joban tidak bisa langsung kuliah, karena tersandung biaya yang tinggi. “Sampai di sini saya baru tahu, kalau kita tidak punya greencard (izin tinggal permanen) maka biaya hidupnya besar.” Meski begitu Joban tidak buru-buru pulang. “Saya fikir, daripada saya pulang, saya memutuskan untuk mencari biaya sekaligus menghabiskan visa saya selama setahun di sini.”
Dalam masa penantian itu, kawan lamanya di Al-Azhar, seorang Muslim Campa (Kamboja) menyarankan Joban pergi ke masjid An-Nur, milik jama’ah Campa di kota Olympia, negara bagian Washington. Masjid itu punya jama’ah tapi tidak punya imam. Alhasil Joban lantas diangkat sebagai imam di masjid tersebut. Kehadiran Joban disambut gembira masyarakat Campa, karena telah mengembalikan mereka kepada Islam. “Sebelumnya mereka sudah lupa mengaji dan lupa macam-macam ilmu agama. Anaknya sudah dibesarkan dengan cara Amerika,” Joban mengenang.

Dua tahun kemudian ada pengumuman di Islamic Center setempat, penjara di negara bagian itu membutuhkan tenaga chaplain, yakni imam atau pembina ruhani bagi para narapidana (napi). “Meski di Amerika ini tidak ada departemen agama-karena Amerika negara sekuler-namun berbagai instansi, pemerintah Amerika hampir selalu menyediakan tenaga chaplain. Ada Muslim Chaplain, Christian Chaplain, Catholic Chaplain, dan lain-lain,” jelas Joban. Mula-mula Joban bertugas di penjara Monroe, yang jaraknya sekitar dua jam perjalanan mobil dari Olympia. Ia kemudian mendapat tugas pula menjadi pembina ruhani di sebuah penjara di pulau Mc Neil di dekat Tacoma. Seperti dijelaskan Joban, penjara in agak mengerikan, “Karena penjara ini terletak di sebuah pulau-seperti penjara Alcatraz di California yang terkenal itu- maka penghuninya hampir tak mungkin melarikan diri. Penghuninya kelas berat semua. Diantaranya pembunuh yang dihukum tiga puluh tahun sampai empat puluh tahun.” Seperti belum cukup, ia juga mengambil tugas serupa di penjara transit bernama Shelton Correction Center. “Penjara ini tempat transit napi dari mana-mana. Ada juga yang tinggal di situ. Semuanya ada sekitar 3000 napi. Saking banyaknya sel di sana, dari satu tempat ke tempat yang lain harus lewat terowongan di bawah penjara.” Karena penjara transit itu, tempat itu justeru subur untuk berda’wah. Setelah dida’wahi di situ tiga sampai empat bulan, mereka dikirim ke tempat-tempat lain, lalu digantikan oleh napi lain. Tentu banyak pengalaman menarik berda’wah di ’sarang’ para gangster Amerika itu. Misalnya saja, Joban menemukan fenomena menarik bahwa da’wah yang paling efektif di penjara adalah da’wah yang justru dilakukan oleh para napi kepada napi lainnya. Kenapa bisa begitu? Jawabannya bisa Anda dapatkan dalam perbincangan antara Joban dengan Kasman Harun, kontributor majalah Suara Hidayatullah di Amerika. Perbincangan mereka lakukan di sela-sela Muktamar Indonesian Muslim Students Association (IMSA) belum lama ini di Hotel Holiday Inn Columbia, Missouri. Petikan perbincangan keduanya bisa Anda ikuti di bawah ini. Selamat menikmati.

Bagaimana Anda mengatur jadual da’wah antara penjara dan masyarakat biasa?

Penjara di negara bagian Washington ini semakin banyak. Kalau harus saya layani semua, takkan ada waktu lagi untuk masyarakat. Alhamdulillah saya kemudian punya sejumlah asisten chaplain. Salah seorang di antaranya bernama Amir Abdul Matin. Dia orang Amerika yang masuk Islam di penjara. Setelah keluar dari penjara, masya Allah, ia malah lebih hebat. Sekarang ia sudah jadi chaplain di sebuah penjara perempuan. Asisten lain saya bernama Thohir, orang Kenya. Jadi sebetulnya perkembangan da’wah Islam di penjara ini pesat sekali. Kita justeru sering kewalahan melayaninya. Sekarang ada beberapa penjara yang kekurangan tenaga pembimbing ruhani karena jauh dari masyarakat Muslim, seperti yang terjadi di Spokane. Kami sulit kita ke sana karena harus berkendaraan dengan jarak jauh. Padahal Correctional Center-nya sudah siap membiayai.

Apa saja kegiatan pembimbing ruhani di penjara itu, apakah harus tinggal di dalamnya, lalu ceramah setiap hari?

Karena saya punya kesibukan juga di masyarakat maka tugas ceramah di penjara saya gilir. Ada giliran untuk masjid dan ada giliran untuk penjara. Penjara Shelton Correctional Center saya datangi sebulan sekali.

Selama di penjara ada waktu khusus untuk ceramah?

Ya, kegiatan rutinnya ada jatah waktu. Misalnya di penjara Pulau Mc Neil, pertama diberi kesempatan untuk ketemu dengan orang yang dipenjara dengan hukuman maksimum. Dengan orang demikian ini sistemnya one to one (satu orang imam menghadapi satu orang napi). Penjagaan keamanannya pun maksimun, kami bicara melalui sebuah lubang saja. Penjara seperti itu biasanya dikhususkan bagi napi yang dianggap sulit dikontrol dan suka membuat kegaduhan. Orang yang demikian di dalam maupun di luar sel selalu tetap diborgol. Pertemuan berikutnya menggunakan sistem kelas. Biasanya kegiatan ini dimulai dengan shalat Maghrib berjama’ah. Sebelumnya di dapur sudah ada pengumuman: Bible Studies di ruang A, Islamic Studies di ruang B, dan seterusnya. Dan setiap orang boleh datang asal mendaftar. Yang datang bisa 20. 30, 40, ataupun 50. Banyak orang Amerika yang sudah tahu Bibel (Injil), sehingga terkadang mereka ingin tahu kajian agama lain. Jadi orang non-Muslim boleh ikut Islamic Studies asalkan mendaftar dulu. Bagi yang sudah tahu banyak tentang dasar-dasar keislaman biasanya ikut kelas ‘advance’ (lanjutan) pada jam kedua, pelajarannya antara lain studi tafsir.

Perubahan apa yang mereka alami setelah masuk Islam?

Ada seorang napi kulit hitam, dulu namanya Smith, sekarang namanya Lukman. Orangnya seperti Mike Tyson. Sebelum masuk Islam dia di penjara Walawala, penjara untuk napi kelas berat, seperti penjara Nusakambangan-lah kalau di Indonesia. Dia dipenjara seumur hidup karena pembunuhan. Dulu dia orang yang temperamental. Kalau tidak senang pada seseorang main hajar saja. Kalau tidak suka pada makanan, akan dilempar olehnya. Makanya dia harus dikawal terus. Tapi setelah masuk Islam luar biasa perubahannya. Semua orang kaget, karena dia menjadi sangat sopan. Makanya dia kemudian dipindahkan ke penjara Monroe. Lukman dulu seorang ketua geng, sehinga kemudian jadi orang yang sangat berpengaruh dalam da’wah di penjara. Sebelum saya bertugas di penjara Monroe, saya sering ketemu napi yang masuk Islam. Saya tanya, “Kenapa kamu masuk Islam?” “Karena Lukman,” kata mereka. Ceritanya, Lukman -dan juga orang Amerika pada umumnya- senang kalau diterangkan fadhilah-fadhilah, atau keutamaan-keutamaan, misalnya keutamaan shalat malam (tahajud). Pernah saya sampaikan pada Lukman tentang fadhilah shalat malam. Dia senang sekali mendapatkan fadhilah itu. Dan sejak itu dia tak pernah sekalipun meninggalkan shalat malam. Bangun jam tiga sampai subuh. Pengaruhnya luar biasa. Ada seorang napi kulit putih yang sekamar dengan dia. Setelah tiga bulan rupanya si napi ini penasaran melihat perilaku Lukman. Ditanyalah Lukman, “Exercise (latihan olahraga) apa yang kamu lakukan tiap malam?” “Ini bukan exercise, tapi praying (shalat). Jesus (Nabi Isa) juga shalatnya begini ini,” kata Lukman. “Lalu apa ini yang kamu baca?” tanyanya lagi. “Ini kitab suci Al-Qur’an,” kata Lukman. “Boleh saya baca?” “Boleh, silakan,” kata Lukman. Lukman setiap hari Senin pergi ke Monroe untuk mengikuti ceramah saya. “Kita punya guru agama dari Indonesia,” kata Lukman sambil mengajak si Napi kulit putih itu ikut kajian Islam. Ternyata dia mau. Hampir tiap Senin dia datang. Namanya John, orang Amerika. Sewaktu membawa jama’ah haji ke tanah suci, saya sempat tiga bulan tida a k datang ke Monroe. Ketika saya ke Monroe lagi, saya lihat John ada di kelas itu. Tapi sudah pakai kopiah, pertanda dia sudah masuk Islam. Saya sapa dia,”Apa kabar John?” “No, no,no. Nama saya bukan itu lagi. Nama saya sekarang adalah Salman,” katanya. Alhamdulillah dia dapat hidayah melalui shalat malamnya Lukman.

Bagaimana kondisi penjara di Amerika?

Di Amerika ini penjara seperti hotel. Semua fasilitas ada. Anda mau mengambil studi PhD dari penjara juga bisa. Mau ke perpustakaan lengkap. Mau olahraga apalagi. Jadi kalau Anda masuk ke sana seperti tidak di penjara. Seperti kampus saja. Ada nomornya, ada kamarnya. Kalau makanan tidak enak, napi bisa demonstrasi. Semua napi -di Amerika disebut inmates- diperlakukan sama tanpa diskriminasi. Itulah kenapa saya bilang, nilai-nilai Islam kok lebih banyak saya temukan di Amerika. Masyarakat di sini cenderung lebih ‘Islami’. Di penjara di Amerika semuanya enak. Makanan enak, tempat tidur enak. Saking enaknya, lebih enak jadi narapidana daripada jadi tunawisma. Seorang tunawisma, karena tak punya rumah, akan mengalami kedinginan di musim salju. Karena itu jadi wajar jika ada tunawisma sengaja mencuri supaya masuk penjara.

Selama berinteraksi dengan napi, ada pengalaman yanag mengesankan?

Banyak. Karena dekatnya hubungan kami, setelah mereka keluar penjara kami masih sering kumpul. Sekarang ini ada di antara mereka yang tinggal di Olympia dan ada yang tinggal di Seattle. Setiap Sabtu dia datang ke tempat kami. Suasananya lebih semarak lagi pada bulan Ramadhan. Di bulan puasa ini para napi biasanya buat reuni.
Kalau bekas napi sering kumpul, jangan-jangan malah kambuh lagi kejahatannya?
Ada kemungkinan begitu. Dulu ketika saya baru bertugas di sini hanya ada empat penjara besar. Kini ada 12 penjara. Artinya jumlah napi semakin banyak, sehingga penjara yang ada tak mampu menampungnya. Yang membuat parah kondisi itu, 80% napi yang sudah keluar akan masuk penjara lagi, karena berbuat kejahatan lagi. Kecuali mereka yang masuk Islam, sedikit saja napi Muslim yang masuk penjara kembali.

Apa pertanyaan yang paling banyak ditanyakan oleh napi kepada Anda?

Tergantung zamannya. Kalau sekarang-sekarang ini kebanyakan masalah Islam dan terorisme. Juga masalah Islam dan wanita. Dan isu-isu yang diangkat banyak oleh media. Tapi kalau dalam suasana tenang mereka banyak bertanya tentang nabi Isa. Pertanyaan yang sering diungkap antara lain, “Siapakah Muhammad itu? Bagaimana dia bisa menjadi seorang nabi? Bagaimana ceritanya?” Kemudian tentang Al-Qur’an, mereka bertanya “Bagaimana Qur’an diturunkan kepada Muhammad, apa isinya?” Yang menarik, para napi ini -dan juga orang Amerika pada umumnya- kalau kita kasih Qur’an, umumnya mereka melihat indeks. Mereka mencari perihal Yesus. Mereka ingin tahu, apa yang Islam katakan tentang Jesus. Tapi sebetulnya yang membuat mereka tertarik pertama-tama adalah karena ketemu dengan Muslim.
Jadi faktor pribadi sangat berpengaruh dalam kegiatan da’wah di penjara ya?
Ya, faktor pribadi-lah yang paling menarik mereka masuk Islam. Para napi yang Muslim inilah yang berperan penting menda’wahi napi lainnya. Sebab mereka kan setiap hari tinggal di situ, sedangkan saya hanya sepekan dua kali. Mereka sama-sama orang Amerika, bahasanya sama, pengalamannya serupa, sama-sama pernah terlibat perkara pidana kriminal. Sehingga kalau berlangsung da’wah di antara sesama napi jadi sangat efektif. Lewat interaksi itu mereka bisa menda’wahi napi yang belum beragama Islam. Pengaruh itu semakin mendapat momentum pada bulan Ramadhan. Di bulan ini yang masuk Islam bertambah banyak sekali karena ibadah napi Muslim nampak sekali pada bulan tersebut. Pada jam tiga pagi mereka beramai-ramai bangun kemudian mengenakan kopiah dan jalan menuju tempat sahur di penjara. Lalu mereka membaca Al-Qur’an sampai satu juz setiap hari. Ketika napi-napi lain makan pagi dan makan siang, para napi Muslim tidak makan. Mereka baru makan setelah buka puasa. Pada bulan puasa, para napi Muslim juga sangat menghindari bicara kotor. Padahal di Amerika ini kan orang sangat biasa bicara kotor. Sehingga ketika melihat seseorang itu omongannya baik, napi lain jadi tertarik. “Dia orang bersih. Saya ingin seperti dia,” komentar yang lain.

Anda pernah mengalami kekerasan secara fisik ketika berhubungan dengan napi, dipukul atau
bersitegang misalnya?

Alhamdulillah di Amerika ini keamanan penjaranya relatif baik. Dan Alhamdulillah saya sendiri belum pernah mengalami kejadian serius yang mengancam saya. Kalau antar napi dengan napi sering terjadi. Sehabis peristiwa 11 September ada peristiwa menarik. Demi keselamatan, para napi Muslim diamankan dari yang lain. Sebelumnya ada satu napi Muslim yang badannya besar dikeroyok sepuluh orang. Tapi karena dia jago tinju, dia bisa lawan mereka semua.

Ada perasaan takut atau was-was ketika bertemu dengan napi, khususnya mereka yang dihukum berat?

Alhamdulillah tidak ada. Yang kasar ada, tapi biasanya cuma ya sekedar ngomong doang. Misalnya ketika ramai-ramai perang teluk, ada yang panggil saya, “Hai Saddam!”
Busana apa yang Anda pakai saat bertugas sebagai pembimbing ruhani di penjara?
Ya seperti inilah, pakai kopiah. Bila hari Jum’at kadang saya pakai baju Pakistan (gamis panjang).
Jadwal kunjungan dan acara di penjara, itu diatur oleh pengelola penjara atau oleh Anda sendiri?
Pengelola penjara yang mengatur. Misalnya saya di McNeil diberi jatah 32 jam, di Shelton 16 jam, maka tinggal kemudian saya menyesuaikan diri untuk menggilir. Saya harus tahu kapan waktu-waktu yang tepat buat ketemu napi, karena di penjara itu kan para napi bekerja. Jadi penjara di Amerika ini seperti pabrik. Mereka bekerja dan dapat gaji, hanya gajinya kecil. Tapi bagi napi itu lebih baik daripada dia menganggur. Mungkin sekarang Anda banyak menerima tawaran menggiurkan bekerja di luar penjara.

Tapi mengapa Anda tetap bertahan di posisi ini?

Memang betul, sekarang ini banyak tawaran menggiurkan untuk saya. Di berbagai masjid banyak lowongan tersedia untuk menjadi imam dengan gaji besar, apalagi kalau di kota besar seperti New York. Masalahnya di sini (di Seattle) jarang ada tenaga ahli agama Islam. Juga jarang orang Amerika yang bisa mengajarkan Islam. Padahal sekarang banyak orang yang ingin belajar Islam, terutama setelah peristiwa 11 September. Saya tidak tega untuk meninggalkan mereka yang di penjara ini.

Ada rencana untuk kembali ke Indonesia?

Ada, mungkin sepuluh tahun lagi.

Dari tiga kota: Jakarta, Kairo, Seattle, mana yang menimbulkan kesan paling dalam bagi Anda?
Ya di Amerika inilah, khususnya di Seattle. Saya menemukan Islam di sini. Di sini Saya bisa menimba ilmu dan mengamalkannya. Di sini ini kalau ada orang Amerika masuk Islam, mereka serius sekali. Baru mengenal beberapa ayat Al-Qur’an sudah langsung dijalankan. Mereka jadi seperti Al-Qur’an berjalan. Ada seorang mualaf namanya Jalaluddin. Setiap hari dia berkendara dari Olympia ke Seattle, hanya untuk belajar Islam. Suatu waktu dia bilang dia ingin menikah dengan Muslimah Indonesia. Jalaluddin ini orang bule asli keturunan Jerman. Kebetulan ada kawan perempuan istri saya, teman waktu sekolah di Bandung dulu. Saya kenalkan dia dengan Jalaludin. Setelah saling kirim data akhirnya mereka saling setuju untuk menikah. Jalaluddin ini fenomena yang mengagumkan, masya Allah. Saya tidak bisa mengantar dia ke Bandung, sehingga dia datang sendirian ke Indonesia. Sebelum menikah dia tinggal sekitar sepekan di rumah mertua saya di Bandung, untuk melakukan persiapan. Jalaluddin punya kebiasaan berdzikir ba’da shalat Maghrib hingga masuk waktu shalat Isya. Dia dzikir di mushalla. Kebetulan di rumah mertua saya ada mushalla. Mertua saya bertanya, “Kamu kok kalau dzikir nikmat sekali?” Dia bilang, “Saya ini dulu suka minum alkohol, suka mengganja, suka fly. Sekarang saya juga bisa fly, tapi dengan cara dzikir. Alaa bi-dzikrillah tathmainul qulub (Ketahuilah, bahwa dengan berdzikir/mengingat Allah, hati menjadi tenang).”

Lalu bagaimana pernikahan mereka?

Nah, saat dinikahkan di Haurgelis, Bandung, Jalaluddin menolak duduk bersanding. Padahal adat di berbagai tempat ‘kan pengantin biasa bersanding di pelaminan. Dia ingin duduknya dipisah dengan pengantin wanita. Kata dia, “Kita ini masuk Islam untuk meninggalkan jahiliyah.” Akhirnya pelaminan dipisah. Begitu juga tamu perempuan dan laki-laki terpisah. Selama tinggal sementara di rumah mertuanya, dia jadi sosok perhatian orang sekitar, karena begitu mendengar adzan dia langsung ke masjid. Untuk pergi ke masjid dia harus lewat pasar. Bagaimana tidak jadi perhatian, ada orang bule tinggi besar pakai baju batik pergi ke masjid. Padahal banyak orang di pasar dan madrasah dekat situ yang sudah puluhan tahun di tempat bila terdengar adzan tidak peduli. Akibatnya mereka merasa malu. Begitu pula ustadz-ustadz di madrasah ini juga merasa malu. Sehingga akhirnya mereka ke masjid juga. Anak-anak muda yang suka main bola juga penasaran. Ini bule bisa shalat nggak sih. Akhirnya mereka semua pergi ke masjid, sehingga masjid jadi penuh.
Waktu pulang ke Indonesia beberapa waktu lalu, di ANTeve, Anda bercerita seorang Rabbi dalam wawancara dengan CNN menyitir hadits Nabi yang mengatakan menjelang hari kiamat nanti orang Islam akan memerangi orang Yahudi?
Hadits ini shahih. Jadi pada hari mendekati kiamat orang Muslim dan orang Yahudi akan berperang dan orang Muslim akan mengalahkan orang Yahudi. Sampai orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan batu memberitahukan keberadaannya. Saat bersembunyi di balik pohon, pohon pun akan memberitahukan. Kecuali satu saja yaitu pohon gharqat. Anehnya orang Yahudi mempercayai hadits tersebut. Kebetulan saya pernah ke Israel tiga kali. Ternyata di sana pohon gharqad banyak ditanam orang Yahudi. Di New York kalau kita pergi ke tempat orang Yahudi Orthodox, juga ada pohon itu. Apa penjelasan rabbi Yahudi itu? Dia bilang, “Ya saya percaya dengan apa yang dikatakan Muhammad. Tapi jangan takut. Ini masih lama.” Ketika orang bertanya, “Kapankah waktu itu akan datang?” Sang rabbi tersebut mengatakan, “Hal itu baru akan terjadi ketika jumlah ummat Islam yang datang ke masjid pada saat shalat Shubuh sama dengan jumlah yang datang pada shalat Jum’at.” Maksud Rabbi itu, hal tersebut baru terjadi ketika umat Islam sudah menjalankan Islam secara bersungguh-sungguh.

Selama di Amerika apakah Anda melihat ada kemajuan dalam lobi politik Islam dibandingkan dengan lobi politik Yahudi?

Setelah berdirinya CAIR (Council on American-Islamic Relation) agak lumayan. Sehabis peristiwa 11 September kedudukan ummat Islam justeru jadi lebih kuat lagi. Dulu tidak mungkin Presiden Amerika datang ke Islamic Center. Sampai berkali-kali lagi. Juga agak janggal kalau FBI atau pejabat Departemen Luar Negeri berkali-kali minta bertemu dengan organisasi-organisasi Islam, mengajak kerjasama. Berarti kan hubungannya kuat. Juga bagaimana kita bisa memaksa untuk melakukan propaganda tidak langsung tentang Islam? Coba apa kata Bush setelah 11 September? “Islam adalah agama
64

WAWANCARA DENGAN USTADZ MOHAMMAD MA. JOBAN

Calhaj33

Bagaimana awal mula atau sejarah Ustadz menjadi Chaplain di penjara-penjara sekitar Washington State ?

Saya sampai di Amerika sekitar tahun 1989. Dan saya menjadi imam di masjid An Nur, Olympia, Washington. Ini Washington state ya, bukan Washington DC. Washington state terletak di pantai barat Amerika. Nah, Olympia ini berjarak satu jam perjalanan dari Seattle, kota terbesar di negara bagian Washington. Sedangkan untuk ke Vancouver, Canada, hanya membutuhkan waktu tiga jam saja. Jadi pada tahun 1991 ada pengumuman di Islamic Center bahwa penjara membutuhkan imam. Disini disebutnya Chaplain. Jadi ada Muslim Chaplain, Christian Chaplain, Catholic Chaplain, dan lain-lain. Kita mungkin tahunya Chaplain itu ‘Chaplin’ –Charlie Chaplin (comedian –red.) tapi jelas maknanya berbeda. Karena di Amerika ini nggak ada departemen agama, ini negara sekuler. Jadi yang menangani masalah agama disebut Chaplain. Ada the head of Chaplin-nya. Jadi di Washington ini kebetulan waktu itu tak ada yang qualified dari segi pendidikan. Kebetulan hanya ada saya waktu itu yang dari Al Azhar, maka saya diinterview dan alhamdulillah saya mulai bekerja saat itu sebagai Chaplain di penjara Monroe, dua jam drive dari Olympia. Setelah itu saya kemudian menjadi Chaplain untuk state. Saya menjadi Chaplain juga di Mc Neil Island di Tacoma. Kalau Monroe ini kebanyakan ada dua. Yang pertama adalah Twin Reverse Correction Center . Kebanyakan orang yang dulunya memperkosa. Jadi penjara disini kebanyakan punya spesialisasi, Pemerkosa ditempatkan di penjara A, yang lainnya di penjara B, dan seterusnya. Yang kedua adalah di WRCC yaitu Washington Reformatory Correctional Center. Ini kebanyakan untuk yang terlibat ‘drug’. Kemudian Mc Neil. Mc Neil ini terletak di pulau Mc Neil. Letaknya dekat Tacoma. Jadi saya harus nge ‘drive’ duapuluh menit lalu naik kapal dua puluh menit juga. Jadi total empat puluh menit. Penjara ini terletak di pulau seperti penjara Alcatraz di California. Jadi penghuninya tak mungkin lari. Penghuninya kelas berat semua. Ada pembunuh yang dihukum tigapuluh tahun, empat puluh tahun. Satu lagi ke arah South namanya Shelton, Shelton Correction Center. Ini tempat transfer napi dari mana-mana. Ada juga yang tinggal disitu. Ada sekitar 3000 napi disana. Ada yang minimum dan ada juga yang maksimum. Jadi saya disitu dari jam tujuh sampai jam empat sore. Saking banyaknya, dari satu tempat ke tempat yang lain harus lewat terowongan di bawah penjara. Nah disitulah tempat subur untuk berda’wah karena dari situ mereka dikirim ke tempat-tempat selain setelah tiga bulan, empat bulan.

Sebelumnya bagaimana Ustadz bisa sampai ke Amerika, dari IAIN, lalu ke Al Azhar Cairo, lalu ke Amerika ?

Tahun 1973 saya ke Kairo. Tahun 1975 selesai Lc. Lalu kerja lima tahun di Kairo, jadi penyiar. Radio Kairo suara Indonesia. Dulu banyak pertanyaan-pertanyaan yang masuk ke saya. Didengar oleh muslim di Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi.

Memang dulu saya sudah bercita-cita untuk mempertemukan Timur dan Barat. Saya selalu belajar di Timur baru kemudian di Barat. Jadi dahulu ketika Pak Amien Rais mengambil thesis dan meriset tentang Ikhwanul Muslimin di Kairo, dia dua tahun disitu dan sering ikut pengajian disana, saya sering ketemu dia. Dia sering ke lapangan dan ketemu orang-orang ikhwan. Nah dia ketemu saya dan menyarankan supaya meneruskan ke Chicago. Maka saya dulu ingin mengambil Ph.D di bidang Islamic Studies. Rencananya di Chicago. Sampai disini (Amerika –red) ternyata kalau kita tidak punya greencard (izin tinggal permanent) maka biayanya besar. Tapi saya ketika itu, karena visa saya berlaku setahun, sebelumnya saya bekerja sebagai kepala biro penyiar di radio Kairo sehingga mudah dapat visa karena sebagai penyiar dan penerjemah. Saya punya visa setahun. Visa turis. Ingin sekolah tak bisa karena biaya. Alhamdulillah teman saya orang Campa – Kamboja yang sama-sama studi di Azhar memberi saya address masjid di Olympia. Maka daripada saya pulang, saya memutuskan untuk mencari biaya sekaligus menghabiskan visa saya selama setahun disini. Kebetulan di Olympia ini ada masjid, ada masyarakat, tapi tidak ada imam-nya. Disini banyak memang yang seperti ini. Masjid ini milik orang Campa, Kamboja. Orang Campa ini kebanyakan muslim. Nah ceritanya kenapa orang Campa ini banyak masuk Islam karena dulu raja Aceh kawin dengan putri Campa. Makanya di Kamboja ini ada istilah kampong Campa. Mereka ini dulu ketika escape dari Kamboja ini tergantung siapa sponsornya. Jadi ada yang ke Texas, ada yang ke California, Sebagai refugees. Waktu saya datang hanya ada lima families saja. Yang lainnya ada orang Arab, orang Malaysia. Jadi rupanya sudah lama mereka disini. Dari tahun 1979 –an begitu. Jadi sudah lupa mengaji, lupa macam-macam. Anaknya sudah dibesarkan dengan cara Amerika. Akhirnya saya kumpulkan. Ibu-ibunya juga saya kumpulkan. Maka alhamdulillah mereka teringat lagi dengan masa lalu. Maka masyarakat sana mengajak saya untuk tinggal di Olympia. Rupanya di imigrasi Amerika ini ada peraturan, bahwa setiap masyarakat memerlukan Rabbi, Pastor, Imam, itu harus dipenuhi. Itu peraturan. Jadi banyak orang yang dapat tinggal disini karena menjadi Imam. Dan mereka cenderung lebih mudah untuk mendapatkan greencard. Dan peraturannya tetap tak berubah setelah September 11th sekalipun. Tapi terus terang tak mudah. Sang Imam harus di tes dulu. Ada expert-nya. Jadi di imigrasi Amerika ini ada yang ahli Islam. Ahli Islam tapi bukan muslim. Nah ketika itu saya menjumpai masalah. Mereka minta sertifikat Imam. Saya bilang dalam Islam ini tak ada sertifikat Imam. Tapi peraturan tetap peraturan. Karena disini ini pastor punya sertifikat pastor. Maka saya langsung kontak ke Azhar dan alhamdulillah Azhar mengeluarkan sertifikatnya. Alhamdulillah tiga bulan kemudian greencard saya di-approve. Itu tahun 1991. Hanya tiga bulan. Jadi saya Itu hitungannya termasuk expert disini.

Setelah itu masyarakat Campa di Olympia memanggil semua. Dipanggillah orang Campa yang di New York , dan lain-lain. Mereka bilang : ada guru ada guru. Jadi yang dulu lima families sekarang sudah jadi empat puluh families orang Campa di Olympia. Yang di luar lebih banyak lagi.

Lalu setelah bertugas di Shelton Correctional Center, kemana lagi Ustadz bertugas?

Penjara-penjara di Washington state ini semakin bertambah banyak. Kalau harus saya layani semua saya takkan punya waktu lagi untuk masyarakat. Alhamdulillah saya kemudian memiliki asisten-asisten Chaplain. Ada namanya Amir Abdul Matin, itu orangAmerika yang masuk Islam di penjara dan keluar masya Allah. Keluar dari penjara malah lebih hebat. Sekarang jadi Chaplain juga dia. Jadi chaplain untuk penjara perempuan. Terus saya angkat lagi seorang namanya Thohir, dia orang Kenya. Jadi sebetulnya perkembangan muslim di penjara ini pesat sekali. Malah sekarang kita kewalahan. Jadi sekarang ada beberapa penjara yang kita kekurangan tenaga karena jauh dari masyarakat muslim seperti di Spokane, dan lain-lain. Sulit kita kesana karena harus drive dengan jarak jauh. Padahal Correctional Center-nya sudah siap membayar. Jadi di penjara itu katakanlah ada lima orang Hindu, mereka berhak minta disediakan Imam untuk agama Hindu. Ada budget penjara untuk itu. Jadi kita itu seperti kerja kontrak. Kalau kita datang dibayar. Jadi kita itu state employee, pegawai negeri. Sekarang kalau ada napi ngamuk atau dia mau ngangkat pegawai baru yang muslim biasanya mereka kontak saya. Saya acc baru pegawai itu diangkat.

Apa saja kegiatan Chaplain itu Ustadz, apa harus 9 to 5 tinggal di penjara, lalu khutbah setiap hari?

Jadi khutbah juga bergilir. Karena saya sibuk juga di masyarakat maka saya gilir. Sebulan sekali di Shelton, kemudian di masjid, ya mutar saja. Hanya kegiatan rutinnya jadi kita dikasih hours. Misalnya saya ke Mc Neil Island, pertama diberi kesempatan untuk ketemu dengan maximum . Di maximum ini kita one to one. Dengan maximum security. Bicaranya melalui lobang saja. Biasanya untuk orang yang dianggap tidak control dan suka membuat kegaduhan biasanya dihukum disitu. Kalau dia masuk dan keluar sel dia tetap diborgol. Ada juga yang class. Jadi pas maghrib saya disitu dan shalat jama’ah bersama. Kemudian biasanya jam pertama banyak yang non muslim. Jadi gini, di dapur ada tulisan misalnya ‘bible study’ atau ‘Quranic Study’, banyak orang Amerika yang bible sudah tahu lah tapi ingin tahu juga yang lain. Mereka kalau ingin ikut harus mendaftar. Disana setiap satu jam ada pengumuman, Islamic Studies disini, Bible Studies disana, dan seterusnya. Dan setiap orang boleh datang asal mendaftar. Yang datang bisa 20. 30, 40, ataupun 50. Kemudian jam kedua baru studi bagi yang sudah ‘advance’. Misalnya studi tafsir. Ada juga kelas bagi yang baru masuk Islam . Alhamdulillah salah satu pengaruh yang paling besar adalah Napi yang masuk Islam. Karena mereka kan setiap hari tinggal disitu. Kalau saya kan hanya sepekan dua kali. Kemudian lagi dia kan orang Amerika. Bahasanya sama. Pengalamannya sama. Sama-sama criminal. Misalnya dia ketemu temannya Dia mungkin nanya what is your God like? He eat, and drink, and sleep. What do you mean ? Jesus, he is already dead ! Pertama orang mungkin marah dibegitukan, Tapi lama kelamaan akan mikir. Ada lagi yang masuk Islam karena ingin perlindungan. Banyak muslim itu yang dulunya ketua-ketua Gank. Juga penjara di Amerika ini nggak seperti kita. Di Amerika ini penjara kayak hotel. Semua fasilitas ada. Ente mau ngambil Ph.D juga bisa di penjara. Mau ke library bisa. Mau olahraga apalagi. Jadi kalau ente masuk itu seperti nggak di penjara. Seperti kampus aja. Ada nomornya, ada kamarnya, ada foundation. Kalau makanan nggak enak, napi bisa demonstrasi. Semua napi (kami menyebutnya ‘inmates’) diperlakukan sama tanpa diskriminasi. Itulah kenapa saya bilang, nilai-nilai Islam kok lebih banyak saya temukan di Amerika. Masyarakat disini cenderung lebih ‘Islami.’ Di penjara itu si officer (penjaga) tidak boleh sembarangan. Kalau sembarangan bisa di sue (digugat –red.) dia. Dia juga tak boleh bawa pistol. Jadi sebetulnya, orang di penjara Amerika itu bukannya bertambah baik. Justru makin keenakan dia. Sekarang begini, kalau dia seorang homeless, kedinginan, nggak punya rumah, maka terkadang mereka sengaja mencuri supaya masuk penjara. Di penjara semuanya enak. Makanan enak. Tempat tidur enak. Malah ada orang yang sudah sepuluh tahun dipenjara kemudian mau dibebaskan malah kemudian takut. Pertama dia takut dicari teman-temannya di luar penjara. Kedua dia merasa sudah terbiasa disini. Juga, segala macam drug, yang biasa ada di luar di penjara malah tersedia lebih banyak. Saya pernah tanya kenapa ? jawabnya karena ini orang kriminal. Di penjara stress. Berapa pemerintah kuat membayar penjaga-nya. Tak mungkin kan 3000 inmates maka penjaganya 3000 juga. Paling-paling juga 200. Maka supaya tenang bagaimana? Meskipun dilarang tapi peredaran drug cukup meluas. Melalui pengunjung, melalui staf, dan ini realita. Drug ini untuk konsumsi pribadi sekaligus untuk dijual ke sesama inmates. Maka, kalau ada Napi yang masuk Islam maka mereka gembira sekali. Karena si napi biasanya jadi tenang, disiplin, tidak suka merusak. Tapi nggak senangnya, why Islam. Kenapa Islam? Kenapa nggak agama yang lain. Jadi dari satu sisi mereka senang Karena sang napi bisa berubah, dari sisi lain mereka bertanya juga. Kenapa Islam ? apalagi setelah September 11th. Dulu yang negur saya kebanyakan para inmates, sekarang para sipir juga (officer-lyang bisa baca Qur’an. Contoh ada seorang napi dulu namanya Smith, sekarang namanya Lukman. Orangnya kayak Mike Tyson. Orang hitam dia. Jadi sebelum masuk Islam dia dipenjara Walawala, seperti penjara Nusakambangan lah kalau di Indonesia. Penjaranya angker. Biasanya orang kalau sudah masuk walawala sudah terkenal lah. Biasanya napinya ditakutin. Napi senior lah. Tapi setelah masuk Islam semua orang kaget. Dia jadi sopan, disiplin, makanya dia kemudian dipindahkan ke penjara Monroe. Dia dipenjara seumur hidup karena pembunuhan. Tapi ketika dia masuk Islam luar biasa perubahannya. Dulu kalau dia nggak senang sama orang atau nggak suka sama makanan dilempar aja. Makanya dia harus dikawal terus. Malah sebelum saya ke Monroe saya suka ketemu Napi yang masuk Islam. Saya tanya kenapa kamu masuk Islam, karena Lukman kata dia. Lukman ini dulu ketua gank. Lukman ini, dan juga orang Amerika pada umumnya, senang kalau diterangkan fadhilah-fadhilah, atau keutamaan-keutamaan. Senangnya targhib. Senang kalau diberi hope (harapan). Misalnya fadhilah shalat malam. Pernah saya cerita sama Lukman tentang fadhilah shalat malam. Dan sejak itu dia tak pernah sekalipun meninggalkan shalat malam. Bangun jam tiga sampai subuh. Pengaruhnya apa coba? Apa napi kulit putih yang sekamar dengan dia. Setelah tiga bulan rupanya si napi ini penasaran juga. Ditanyalah Lukman, why did you do exercise every night ? ini bukan exercise (olahraga-red) tapi shalat. I was praying. Nabi Isa juga shalatnya begini ini kata Lukman. Apa ini kata si napi kulit putih? Lalu apa ini yang kamu baca. Ini Al Qur’an kata Lukman. Boleh saya baca ? boleh kata Lukman. Terus dia nawarin. Saya setiap hari Senin pergi ke Monroe. We have teacher from Indonesia. Lalu ikut pula-lah si napi kulit putih itu ke Monroe. Jadi, hampir tiap Senin dia datang. Namanya John, orang Amerika. Lalu, kadang-kadang saya kan bawa jama’ah haji ke tanah suci. Tiga bulan lah saya tidak ke Monroe. Ketika saya ke Monroe lagi, eh di kelas ada si John. Tapi sudah pakai kopiah. Disini orang masuk Islam senang pakai kopiah, sebagai pertanda katanya. Saya tanya how are you John? No, no, no. My name is not John anymore. My name is Salman. Jadi dia masuk Islam hanya karena melihat si Lukman shalat malam. Ini hanya salah satu kisah. Ada lagi yang lain. Ada pemuda, seorang inmate di Mc Neil ketemu saya. Dia cerita bahwa bapak dia itu pastur (istilah pastur di Amerika digunakan secara sama dengan pendeta, di Indonesia istilah pastur hanya untuk agama Katoilik –red.). Jadi sejak kecil saya dibawa ke gereja. Waktu saya umur sepuluh tahun ayah saya bicara begini, barangsiapa menyembah berhala atau patung maka dia akan masuk neraka. Sehabis ceramah di dekat pintu keluar ada gambar Santa Maria. Ayah saya mengangguk-angguk. Saya terheran, Daddy, katanya tadi kalau menyembah patung akan masuk neraka. Jadi dibawalah anaknya lalu berhenti mereka di depan patung. This is different kata si Bapak. Si anak heran lalu benci, tidak mau ke gereja dan akhirnya jadi orang nakal. Makanya dia masuk ke penjara sekarang. Jadi setelah umur sekitar duapuluh tahun, ketika dia di penjara, dia ketemu napi yang sedang kumpul-kumpul. Ada juga yang sedang memegang Qur’an. Mereka juga sedang diskusi tentang Jesus. Dia heran, ini orang-orang Islam tahu apa tentang Jesus. Kata napi Islam, ini Qur’an, disini ada ada nabi Isa. Lalu dia baca Qur’an. Dia bilang, apa yang selama ini saya bingung tentang Nabi Isa, I found them in Qur’an. Karena nama Isa kan disebut di Qur’an lebih dari 30 kali. Sedangkan nama Nabi Muhammad hanya lima kali disebutkan, itu juga yang satu kali namanya ‘Ahmad.’ Sejarah nabi Muhammad nggak ada di Qur’an. Nabi Isa ada semuanya. Kemudian apa kata Qur’an? The best woman in the world ini siapa, Maryam. Padahal di bible sendiri sendiri nggak ada chapter tentang Mary. Akhirnya dia gampang tertarik. That is why I became a muslim, katanya.

Lalu pernah ada hubungan-hubungan yang mengesankan nggak dengan para inmates, Ustadz?

Banyak. Sekarang ini ada yang tinggal di Olympia. Ada yang tinggal di Seattle. Setiap Sabtu dia datang. Dan apalagi Ramadhan. Di bulan Ramadhan ini para inmates biasanya buat reuni. Yang dulu sama-sama di penjara terus keluar biasanya kumpul dan kita undang pas Ramadhan. Jadi alhamdulillah. Ini juga yang menjadi perhatian kita. Karena ketika saya menjalani masa orientasi sebagai Chaplain, saya dibilangi bahwa 80% dari napi yang dipenjara akan kembali lagi ke penjara (residivis). Dulu ketika saya masih baru disini hanya ada 4 penjara besar. Kini ada 12 penjara. Artinya apa, jumlah napi semakin banyak sehingga penjara yang ada tak mampu menampungnya. Tapi ini anehnya kata si trainer, 80% napi masuk penjara lagi kecuali mereka yang masuk Islam. Sedikit saja napi Islam yang masuk penjara kembali. Hanya problematika mereka adalah menghadapi family-nya. Bagaimana menjelaskan keislaman mereka terhadap family mereka. Banyak juga yang orangtuanya tokoh agama. Pastur, dll. Jadi alhamdulillah hubungan pribadi sangat baik, bahkan ada juga yang menjadi chaplain. Ada juga diantara mereka yang kembali sekolah. Mendalami Islam ke Washington DC, ada yang punya rencana ke Madinah. Ini yang saya sendiri masih aneh. Kalau seorang inmate masuk Islam, kadang-kadang kita nggak percaya kalau dia itu dulu pernah membunuh orang. Kebanyakan mereka itu adalah victim alias korban. Korban dari broken home. Banyak dari mereka yang tidak tahu siapa ayah dan ibunya. Who is my mother who is my father ? Mereka tinggal di foster home. Jadi, tugas chaplain-chaplain di penjara itu hampir sama seperti garbage man (tukang buang sampah). Kalau garbage man tadi kan pagi-pagi ngetuk pintu kita, dan mungkin bertanya kenapa sih Pak anda membuang sampah banyak sekali. Mungkin kita akan menjawab, bukan urusan kamu, just do your job ! Nah ini sama dengan Chaplain. Kita nggak boleh bertanya kenapa orang ini masuk penjara. Padahal banyak sebab orang masuk penjara. Karena broken home, karena konflik di sekolah. Tapi, don’t ask this. Jadi orang Amerika sendiri berkomentar, just do your job, jangan tanya-tanya ! Ini sama seperti orang-orang Amerika yang gemar membantu kaum miskin di Amerika Latin. Mereka akan dianggap sebagai Angel, malaikat. Tapi ketika dia bertanya why are you so poor? Maka respon dari masyarakat akan berbeda. Si penolong akan dianggap sebagai mata-mata. Jadi untuk membantu boleh tapi jangan tanya. Padahal orang jadi miskin kan banyak sebab, karena negara korup misalnya.

Apa pertanyaan favorit yang paling banyak ditanyakan oleh inmates kepada Ustadz, baik yang sudah muslim maupun belum?

Tergantung zamannya. Kalau sekarang-sekarang ini kebanyakan masalah Islam dan terorisme. Juga masalah Islam dan wanita. Dan isu-isu yang diangkat banyak oleh media. Tapi kalau dalam suasana tenang mereka banyak bertanya tentang nabi Isa. Who is Muhammad? How could he become as a prophet? How is his story? Kemudian tentang Al Qur’an. How this Qur’an coming to Muhammad, apa isinya. Yang paling aneh, para Napi ini kalau kita kasih Qur’an, dan juga orang Amerika pada umumnya, umumnya mereka melihat indeks. Mereka mencari Jesus. Mereka ingin tahu what Islam talk about Jesus, about my master. Tapi sebetulnya yang membuat mereka tertarik pertama-tama adalah karena ketemu dengan muslim. Jadi pribadi lah yang menarik mereka. Apalagi di penjara kan kelihatan sekali perbedaannya. Utamanya di bulan Ramadhan. Di bulan ini yang masuk Islam bertambah sekali karena ibadah napi muslim nampak sekali pada bulan ini. Pada jam tiga pagi mereka beramai-ramai bangun kemudian mengenakan kopiah dan jalan menuju tempat sahur di penjara. Lalu mereka membaca Al Qur’an sampai satu juz setiap hari. Lalu ketika napi-napi lain makan, mereka baru makan setelah buka puasa. Lalu di bulan puasa ini mereka tidak ngomong kotor. Di Amerika ini kan orang biasa ngomong kotor. Sehingga ketika melihat seseorang itu omongannya baik, napi lain jadi tertarik. He is clean. I wanna be like this man. Jadi akhlak mereka itulah kebanyakan yang membuat orang tertarik masuk Islam. Karena mereka mikir, saya ini kosong dan dirty, tapi kenapa si A nampak bahagia sekali? Dahulu si A bawaannya stress terus, tapi kenapa sejak masuk Islam dia jadi tenang. Banyak orang nggak percaya. Jadi, seperti kata Lukman, saya telah menemukan sesuatu. Dulu pikiran saya (kata Lukman) bagaimana saya bisa lari dari penjara. Tapi kini saya betah di penjara. Tuhan seperti mengirim saya kesini, kata Lukman. Mungkin kalau saya keluar saya akan berbuat seperti dahulu lagi. Jadi pikirannya sekarang seperti itu. Ada juga seorang napi yang dulunya ahli masalah bible. Saya tanya, kenapa kamu nggak serius dengan agama kamu? Kata dia, orang Kristen nggak mungkin serius. Karena ada kepercayaan, selama kamu percaya bahwa nabi Isa itu penyelamat maka dosa kamu akan ditanggungnya. Jadi selama ini, kata sang napi, saya nggak punya rasa takut. Takut ke neraka, dan lain-lain. Jadi saya tetap minum, mabuk, tapi saya tetap yakin dan berharap bahwa Jesus can save me. Inilah konsep yang menurut dia membuat dia tidak serius. Yang paling menyenangkan buat mereka adalah mereka mendapatkan konsep yang jelas, who is God and who is Jesus. Dia bilang, you have to believe. Setiap orang Kristen bagaimanapun hebatnya mesti ada doubt sama ketuhanan Jesus, kata si napi lagi. Jesus a God become a man ?. Makanya kan saya pernah dialog dengan Pastor namanya Father S. Kita dialog lama tentang Tuhan dia. Tentang Roh Kudus. Saya tanya, yang Tuhan yang mana ? dia bilang tiga-tiganya. Father, Son, and the Holy Spirit. Saya tanya, jadi seperti Sharing God? Kata dia bukan, mereka adalah full God. Jadi Father adalah full God, Son adalah full God dan Holy Spirit juga full God. Tiga-tiganya Maha Tahu, Maha Tahu, Maha Tahu. Maha Mendengar, Maha Mendengar, Maha Mendengar. Saya bilang, dalam bible ada dialog, seseorang nanya kepada Jesus. Master, kapan kamu akan kembali ke dunia ini. Kata Jesus, saya tidak tahu. Hanya Father yang tahu. Masa ada Tuhan nggak tahu ? Pada book of Matthew, seorang perempuan datang kepada Jesus dan berkata, Master saya punya dua anak. Nanti ketika kamu duduk dengan Tuhan saya minta satu duduk di sebelah kanan dan satu di sebelah kiri. Kalau Jesus and God is one. Tapi apa kata bible : I can not do that. Hanya Bapa bisa. Akhirnya Father S ini, sang Pastor berkata pada saya, kadang-kadang agama ini is not make sense. Mengakui dia. Ini perbedaan antara semua agama kata saya. Semua agama based on feeling. Islam no. Islam is real. Makanya, selama sesuatu itu based on feeling itu gak lama. Tapi kalau knowledge, dua kali dua empat, ya sudah.
R2NCalhaj20
Bagaimana perlakuan penjara terhadap inmate yang melakukan kejahatan seksual?

Sekarang ini ada satu kasus, napi yang dulu memperkosa setelah waktu hukumannya habis itu tidak dikeluarkan. Kini ada jenis penjara baru yaitu untuk para sex offenders. Karena 99% orang yang pernah child molested atau memperkosa lazimnya akan kembali lagi ke penjara. Hingga masyarakat menjerit. Jadi mereka napi bukan orang free juga bukan. Tempat penampungan khusus dan pegawainya juga khusus. Saya kesana juga.
Yang aneh adalah kini untuk mengeluarkan inmates tersebut dari penjara sex offenders, itu harus melalui rekomendasi psychologist. Jadi ada terapi macam-macam dan itu biayanya besar. Semua biaya ditanggung states (negara bagian –red.) Buat si napi juga jadi dilemma, khawatir setelah keluar dia akan digugat oleh masyarakat. Nah akhirnya ada satu terapi yang aneh untuk para napi ini. Yaitu disuruh menonton blue film. Anda bayangkan sepuluh tahun tidak melihat perempuan lalu disuruh menonton film blue. Jadi semua reaksi dari si inmate ini dicatat. Disimpulkan berbahaya atau tidak bagi masyarakat. Menurut saya ini bukan solusi. Inilah kalau manusia ingin menyelesaikan masalah dengan peraturan sendiri, nggak mengikuti guidance dari Allah. Jadi tempat itu sekarang ada sekitar 10 inmates yang muslim, tapi kita sebagai Chaplain tak perlu mencecar mereka dengan pertanyaan kenapa bisa sampai di penjara.

Ustadz pernah mengalami kekerasan secara fisik ketika berhubungan dengan napi, dipukul atau bersitegang misalnya?

Alhamdulillah di Amerika ini kondisi penjaranya relatif baik. Dan alhamdulillah saya sendiri belum pernah mengalami kejadian serius yang mengancam saya. Kalau antar napi dengan napi mah sering. Malah sehabis peristiwa September 11th ada peristiwa menarik. Para napi muslim diamankan. Demi keselamatan mereka. Ada satu napi muslim yang badannya besar dikeroyok sepuluh orang. Tapi karena dasarnya memang jago tinju dia bisa lawan mereka semua.


Ada perasaan takut atau was-was ketika bertemu dengan inmate? Apalagi dengan mereka yang dihukum berat?

Alhamdulillah tidak ada. Yang kasar ya ada Cuma ya sekedar ngomong doang. Misalnya ketika ramai-ramai perang teluk ada yang panggil saya, hai Saddam !
Gimana busana sehari-hari –hari ketika bertugas sebagai Chaplain, ustadz?
Ya seperti inilah. Pakai kopiah, kadang kalau hari Jum’at pakai baju Pakistan .

Mengenai jadwal kunjungan dan acara di penjara, itu diatur penjara atau ustadz yang mengatur sendiri?

Semua penjara yang mengatur. Misalnya saya di Mc Neil diberi jatah 32 jam, di Shelton 16 jam, maka tinggal saya saja yang mengaturnya. Saya harus tahu kapan waktu-waktu yang tepat buat ketemu inmate. Karena di penjara itu kan inmate itu bekerja. Penjara Amerika ini kaya pabrik. Mereka kerja dan dapat gaji, hanya gajinya kecil. Tapi bagi napi daripada dia menganggur lebih baik bekerja.

Apa alasan utama ustadz untuk tetap bertahan di posisi ini, saya yakin ustadz banyak menerima tawaran menggiurkan di luar?

Iya memang betul. Apalagi sekarang ini banyak tawaran menggiurkan. Di masjid itu banyak lowongan tersedia untuk menjadi imam, dengan gaji besar. Apalagi kalau di kota besar seperti New York. Tapi sekali lagi saya berfikir disini (Seattle) jarang tenaga ahli agama Islam. Juga jarang orang Amerika yang bisa mengajarkan Islam. Sebaliknya, banyak yang ingin belajar Islam. Jadi, untuk meninggalkan mereka sekarang ini kasihan. Apalagi setelah September 11th makin banyak lagi yang belajar Islam. Di semua masjid di Amerika ini jarang yang punya imam. Banyak masjid dibangun tapi jarang yang punya imam. Akhirnya apa, Islamic center adakalanya terjadi clash. Karena tak ada figure imam. Jadi kesan saya mereka kekurangan, jadi kalau saya tinggalkan kasihan.


Ada rencana untuk kembali ke Indonesia?

Ada, mungkin sepuluh tahun lagi.

Dari tiga kota Jakarta, Kairo, Seattle, mana yang paling menimbulkan kesan bagi ustadz?
Ya di Amerika inilah. Di Seattle. Saya menemukan Islam disini . Saya bisa menimba ilmu. Dari segi amaliyah juga. Disini ini kalau melihat orang Amerika masuk Islam serius sekali. Baru mengenal beberapa ayat Al Qur’an sudah langsung dijalankan. Seperti Al Qur’an berjalan. Sementara kita yang sudah sejak kecil berislam malah nggak jelas. Ada mualaf namanya Jalaluddin tiap hari drive dari Olympia ke Seattle, hanya untuk belajar Islam. Suatu waktu dia bilang dia ingin nikah dengan muslimah Indonesia. Jalaludin ini orang bule asli. Keturunan Jerman. Kebetulan ada kawan perempuan istri saya, teman waktu pendidikan di Bandung dulu. Maka saya kontak, kenalan, kirim data, karena dia tidak bisa bahasa Indonesia maka saya yang menerjemahkan. Akhirnya dia setuju. Jalaludin ini masya Allah. Sebelum nikah kan dia tinggal dulu di rumah mertua saya di Bandung. Untuk persiapan, sekitar sepekan-lah. Jadi mertua saya seperti keluarga dia. Karena saya tidak bisa mengantar dia ke Indonesia. Jalaluddin ini kalau masuk maghrib hingga Isya ini tidak mau diganggu. Dia dzikir di mushalla. Kebetulan di rumah mertua saya ada mushala. Mertua saya nanya, kamu kok kalau dzikir nikmat sekali. Dia bilang, saya ini dulu suka minum, suka mengganja, suka fly. Sekarang saya juga saya bisa fly dengan dzikir. Ala bidzikrillah tathmainul qulub. Terus dia nikah kan di Haurgelis. Kalau kita kan biasa bersanding di pelaminan. Dia tidak mau. Dia ingin dipisah. Kata dia, kita itu masuk Islam untuk meninggalkan jahiliyah. Akhirnya pelaminan dan tamu-tamu dipisah. Perempuan dan laki-laki terpisah. Lalu dia kan bulan madu juga di Haurgeulis. Di rumah mertuanya dia jadi sosok perhatian. Karena kalau mau ke masjid dia harus lewat pasar dan kaum. Jadi tiap waktu shalat dan mendengar adzan dia langsung ke masjid. Dia segera jadi perhatian. Bagaimana tidak, ada orang bule tinggi besar pakai baju batik pergi ke masjid. Ada orang pasar yang sudah puluhan tahun di pasar ada adzan pun tidak peduli. Mereka malu. Juga ada madrasah. Ustadz-ustadz di madrasah ini juga malu. Akhirnya ke masjid juga. Anak-anak mudah yang suka main bola juga penasaran. Ini bule bisa sholat nggak sih. Akhirnya mereka semua pada pergi ke masjid. Sehingga masjid jadi penuh. Ini contoh yang membuat saya tertegun. Ini orang baru masuk Islam kok begitu sekali. Juga muslim negara lain dari Kuwait atau Saudi banyak yang mengatakan bahwa mereka merasa masuk Islam justru setelah di Amerika. Ada orang Saudi yang tinggal di Mekkah pun mengatakan bahwa dalam sepekan hanya sekali dia pergi ke masjid. Begitu ke Amerika dia jadi rajin shalat di masjid.

Apa pendapat ustadz tentang komentar seorang Rabbi tentang hadits bahwa nanti menjelang hari kiamat orang Islam akan memerangi orang Yahudi, seperti yang pernah ditanyakan oleh AN Teve kepada ustadz?

Hadits ini shahih. Jadi pada hari kiamat orang muslim dan orang Yahudi akan berperang dan orang muslim akan mengalahkan orang Yahudi. Sampai orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan batu memberitahu. Dia bersembunyi di balik pohon dan pohon pun memberitahukan. Kecuali satu saja yaitu pohon gharqat. Tapi anehnya apa, saya kan pernah ke Israel tiga kali. Di Israel itu pohon gharqat ada. Di New York kalau kita pergi ke tempat orang Yahudi Orthodox, juga ada pohon itu. Jadi mereka percaya. Apa jawaban Rabbi Yahudi? Dia bilang, ya saya percaya dengan apa yang dikatakan Muhammad. Tapi jangan takut. Ini masih lama. Ketika orang bertanya kapankan waktu itu akan datang ? sang Rabbi mengatakan itu akan terjadi ketika jumlah umat Islam yang datang pada shalat subuh sama dengan jumlah yang datang pada shalat Jum’at. Maksud Rabbi itu adalah ketika umat Islam sudah kembali kepada Islam.

Selama di Amerika apa Ustadz melihat ada kemajuan dalam lobi politik Islam dibandingkan dengan lobi politik Yahudi?

Setelah berdirinya CAIR (Council on American-Islamic Relation) agak lumayan. Justru sehabis peristiwa September 11th membuat kedudukan umat Islam lebih kuat lagi. Dulu impossible presiden Amerika datang ke Islamic Center, berkali-kali lagi. Juga agak janggal kalau FBI atau State Department (Departemen Luar Negeri –red.) berkali-kali minta bertemu dengan organisasi-organisasi Islam. Mengajak kerjasama. Berarti kan hubungannya kuat. Juga bagaimana kita bisa memaksa untuk melakukan propaganda tidak langsung tentang Islam? Coba apa kata Bush setelah September 11th, Islam adalah agama damai, kata dia.

Bagaimana komentar Ustadz tentang iklan-iklan layanan masyarakat pemerintah Amerika yang beredar di Indonesia Islam yang damai, yang anti terortis, dan lain lain?
Amerika secara people baik. Pekan pertama sejak peristiwa September 11th mungkin mereka benci dengan Islam. Sekarang malah positif. Mereka jadi ingin tahu. Dan yakin bahwa kejadian September 11th nggak ada hubungannya dengan Islam. Dan bahwa Islam adalah juga agama damai.

Ustadz termasuk yang diincar tidak setelah peristiwa September 11th?

Alhamdulillah tidak. Karena hubungan saya dengan pemerintahan setempat baik, juga dengan interfaith, dengan gereja, dan dengan mass media. Bahkan komentar-komentar saya sering dimuat. Mereka sudah kenal saya jauh sebelum September 11th. Bahkan ada juga polisi yang suka menolong saya, are you sure that nobody bothering you, kata dia. Waktu di penjara ketika kejadian September 11th saya juga langsung dipanggil pimpinan penjara. Dia bilang kalau ada apa-apa jangan ragu-ragu untuk menghubungi saya. Alhamdulillah juga sekarang banyak lawyer-lawyer muslim. Juga ada CAIR. Mereka banyak berperan. Termasuk ketika warga muslim banyak menghadapi masalah keimigrasian pasca September 11th sampai ada yang ditahan di California dalam jumlah besar.


BIODATA
Nama Lengkap : Muhammad Awod Joban
Lahir di Purwakarta, 2 Juni 1952
Pendidikan :
Madrasah Arabiyah Islamiyah di Purwakarta (Ibtidaiyah s.d. Aliyah)
IAIN Jakarta Jurusan Adab sampai dengan Doktoral dua S 1).
License (Lc.) di bidang Ushuluddin dari Al Azhar
Master di bidang Ushuluddin di Islamic Studies Al Azhar

Alamat : Olympia – Seattle, Washington USA
e-mail : mjoban@attbi.com
Profesi : Chaplain di Correctional Center Washington State, Imam Masjid Olympia, Washington. Pembimbing Ibadah Umrah dan Haji.
Menikah sejak tahun 1990 dengan Moeti Amrina asli Bandung yang kini tengah belajar computer science di Seattle, dan kini sudah dikaruniai 2 anak Mubassyar & Mubassyir.

(di ambil dari herustories.multiply.com edisi revisi)